Jepara (ANTARA News) - Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Kusmayanto Kadiman mengatakan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia tetap berjalan.
"Saat ini masih melakukan sosialisasi, mengingat pada 2016 Indonesia harus sudah mengoperasikan PLTN secara komersial," ujarnya usai membuka pameran research innovation and technology (Ritech) atau Ritech Ekspo yang berlangsung 23-25 Juli 2009 di Gedung Wanita Jepara, Kamis.
Target pengoperasian PLTN pada 2016, katanya, sesuai dengan amanat UU Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN), yang salah satu paragrafnya menyebutkan bahwa pada 2016 Indonesia harus sudah mengoperasikan PLTN.
"Artinya secara politik rencana pembangunan PLTN ini harus disetujui segera. Kami juga sudah menemukan lokasi yang bagus di Jepara," ujarnya.
Apalagi, kata dia, pembangunan PLTN membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni dari penetapan lokasi sampai dapat beroperasi membutuhkan waktu hingga delapan tahun. "Kalaupun dipaksakan maka waktu paling cepat untuk menyelesaikan pembangunan PLTN kurang lebih enam tahun," ujarnya.
Ia mengakui persoalan politik merupakan pekerjaan yang paling berat karena tidak sama dengan perhitungan secara matematis.
Selain itu, kata dia, isu sosial juga perlu disikapi dengan seksama apabila muncul penolakan keras. "Tidak mungkin memaksakan kehendak. Bahkan, pemerintah sekalipun tidak boleh memaksakan suatu kegiatan di mana terjadi penolakan yang keras," ujarnya.
Apabila muncul penolakan, katanya, perlu dilihat faktor yang melatarbelakangi penolakan tersebut dan diupayakan penghilangan faktor yang dianggap menghalangi tersebut.
"Paling tidak pemerintah harus mendengarkan apa yang disarankan oleh masyarakat. Apabila rencana pembangunan di Jepara masih menghadapi kendala, terpaksa cari lokasi yang lain. Bahkan, daerah Banten mempersilakannya," ujarnya.
Hanya saja, kesediaan daerah Banten bukan menjadi jaminan bahwa rencana pembangunan PLTN di daerah tersebut dapat berjalan mulus. "Setiap kegiatan besar pasti ada pro dan kontra dan ini kejadian yang alami," ujarnya.
Dalam membangun PLTN di Indonesia, katanya, pemerintah akan berupaya memaksimalkan kandungan lokal. "Kami tidak ingin PLTN dibangun, dioperasikan, dan dipelihara oleh orang lain, tetapi kami ingin membuat pabrik dengan kandungan lokal yang maksimal," katanya.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Dan jangan menipu masyarakat dgn kandungan lokal. PLTN pasti dibangun dan dipelihara oleh asing. Operator? ya percaya, kan kayak sopir atau pilot aja...