Cengkareng (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami perbaikan selama lima tahun terakhir.
Dalam pidatonya pada peresmian gedung baru PT Garuda Indonesia (Persero) di Cengkareng, Kamis, Presiden membandingkan keadaan BUMN sekarang dengan lima tahun lalu ketika ia baru memimpin pemerintahan.
Pada akhir Januari 2005 ketika membuka BUMN Summit, menurut Presiden Yudhoyono, terdapat ratusan perusahaan negara dalam kondisi merugi.
"Saya sampaikan tiga hal penting di hadapan pimpinan BUMN saat itu, berhenti menjadi perusahaan yang terus merugi, jangan senang menjadi PT sukar maju dan PT rugi abadi. Benar, saya serius waktu itu karena saya melihat dari sekian ratus BUMN merugi termasuk Garuda Indonesia waktu itu," tuturnya.
Saat itu, Kepala Negara mengaku menantang semua BUMN yang ada untuk mengubah keadaan rugi menjadi untung pada tahun-tahun mendatang dan agar mereka jangan hanya menjadi jagoan kandang yang mengandalkan kebijakan negara yang menguntungkan mereka.
Presiden menginginkan perusahaan negara dapat bersaing sehat dengan perusahaan swasta baik di dalam maupun luar negeri.
"Dari laporan Menteri Negara BUMN, maka tiga hal yang saya sampaikan dulu keyakinan saya telah dilaksanakan, meski saya yakin masih banyak yang harus dihadapi oleh BUMN kita," ujarnya.
Sebelum Presiden berpidato, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil memberikan laporan tentang perbaikan kinerja BUMN selama lima tahun terakhir.
Menurut Meneg BUMN, kinerja BUMN telah meningkat selama lima tahun terakhir ditandai oleh kenaikan dividen BUMN terhadap penerimaan negara yang mencapai 300 persen dari kurang Rp10 triliun pada 2004 menjadi Rp29 triliun pada 2008.
Sedangkan total laba bersih BUMN juga mengalami peningkatan sebanyak 77 persen menjadi Rp78 triliun pada 2008 dari Rp44 triliun pada 2004.
Menurut Sofyan, aset seluruh BUMN pada 2008 juga mengalami kenaikan sebanyak 38 persen menjadi senilai Rp2.000 triliun.
Dari segi kualitas, Meneg BUMN mengakui manajemen BUMN saat ini juga mengalami peningkatan mulai dari penerapan pakta integritas, perbaikan regulasi dan kontrak manajemen, serta bebas dari intervensi pemerintah sehingga perusahaan negara itu dapat dikelola secara profesional.
Pernyataan Meneg BUMN itu disepakati oleh Presiden Yudhoyono yang menilai tata kelola BUMN saat ini sudah semakin baik sehingga laba bersih BUMN semakin meningkat dan dividen yang diberikan negara juga semakin besar.
"Tata kelola saya lihat reformasi yang dilakukan telah membuahkan hasil, tetapi belum rampung," ujarnya.
Presiden juga menilai saat ini pejabat yang memimpin jajaran BUMN adalah orang-orang tepat yang ia sebut sebagai "the right man in the right place".
"Pemilihan CEO, saya kira, apa yang kita laksanakan sudah benar semua, berdasarkan integritas, merit system. Tidak ada yang didrop karena hal-hal lain. Mereka yang memimpin perusahaan benar-benar orang-orang pilihan terbaik, cakap dalam menangani bisnis usaha di negara kita," tuturnya.
Peningkatan kinerja BUMN selama lima tahun terakhir diyakini Presiden Yudhoyono sebagai hasil dari kondisi makro ekonomi yang stabil. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009