Hangzhou (ANTARA News) - Pada saat ribuan orang menyaksikan gerhana Matahari total terlama di abad 21, semua hewan di kebun binatang di Kota Hangzhou, China timur, menunjukkan reaksi kebingungan.
Kantor berita Xinhua melaporkan, dua gajah india, masing-masing lima ton, tampaknya tak mengetahui jika bulan sedang berada di antara Bumi dan Matahari sehingga menghalangi sinar Matahari.
Saat Matahari tak terlihat sekitar pukul 09:35 waktu setempat, kedua gajah tersebut menjatuhkan rumput yang berada di belalai mereka dan kembali kandang tanpa ragu.
Tiga jerapah berkumpul di satu sudut ketika kegelapan menyelimuti. Mereka berdiri tak bergerak dan melihat berkeliling. Dua menit kemudian, dua jerapah kembali ke tempat tinggal mereka sementara satu lagi tetap berada di luar, masih heran dengan fenomena itu, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua.
Monyet menjadi kelompok yang paling berisik di kebun binatang tersebut saat gerhana terjadi. Kera yang biasanya bermain-main di hutan memasuki gua mereka.
Dua kukang tak dapat berhenti berteriak-teriak di dalam gua mereka seperti yang mereka lakukan pada malam hari, kata Xinhua.
Bayangan bulan membuat burung kehilangan arah, yang jam tubuh dan arah mereka bergantung pada Matahari. Bangau bermahkota merah dan flamingo yang telah berkeliaran atau sedang minum air tiba-tiba tertidur selama masa gelap singkat, katanya.
Tetapi ketika sinar Matahari muncul lagi beberapa menit kemudian, semua burung itu keluar dari kandang mereka dan memulai kehidupan pada "hari" lain, kata Xinhua.
Gerhana Matahari tersebut merupakan yang pertama bagi semua hewan di kebun binatang itu.
Burung dan gajah merupakan hewan yang paling sensitif terhadap sinat Matahari dan memperlihatkan reaksi lebih besar dibandingkan dengan harimau, singa, macan tutul serta panda, kata Jiang Zhi, seorang penjaga kebun binatang.
Namun karena gerhana tersebut tak berlangsung lama, semua hewan di kebun binatang itu segera melanjutkan kehidupan normal mereka, katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009