Semarang (ANTARA News) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang berupaya terus mengembangkan kurikulum ekonomi berbasis syariah untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang tersebut.
"Hal itu dilakukan menyusul semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi berbasis syariah dalam beberapa tahun terakhir," kata Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, Muhyidin usai seminar "Pengembangan SDM Perbankan Syariah di Indonesia" di kampus IAIN Walisongo Semarang, Rabu.
Ia mengatakan, spesialisasi studi tentang ekonomi Islam di IAIN walisongo yang telah berjalan hingga saat ini adalah program studi manajemen, akuntansi Islam, dan ekonomi.
"Masing-masing program studi (prodi) tersebut memiliki spesifikasi penyiapan tenaga ahli, prodi manajemen Islam berkonsentrasi dalam materi akuntansi perbankan Islam, akuntansi asuransi Islam, akuntansi lembaga bisnis Islam, hingga akuntansi lembaga amil zakat, infaq, dan sadaqah," katanya.
Sementara, prodi manajemen berkonsentrasi dalam materi manajemen pemasaran Islam, manajemen keuangan Islam, manajemen produksi Islam, dan manajemen SDM Islam, sedangkan prodi ekonomi lebih membidik untuk mencetak tenaga ahli di bidang pembangunan ekonomi.
Menurut dia, pengembangan kurikulum ekonomi berbasis Islam tersebut juga ditambah dengan kewajiban terhadap penguasaan bahasa asing, antara lain bahasa Inggris dan Arab untuk menunjang kemampuan lulusan dalam mengaplikasikan keahlian yang dimiliki.
"Mereka (lulusan, red.) nantinya diharapkan dapat mendorong semua lapisan masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam dunia ekonomi, manajemen, dan bisnis," katanya.
Selain itu, pengembangan kurikulum ekonomi berbasis syariah juga didukung oleh kerja sama yang dilakukan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kompetensi lulusan, meliputi perencanaan, implementasi, maupun evaluasi kurikulum.
Sementara itu, Peneliti Senior Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Janu Dewandaru dalam kesempatan sama mengatakan bahwa penyerapan tenaga kerja di perbankan syariah terus meningkat.
"Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan dengan angka pertumbuhan tenaga kerja selama empat tahun terakhir dengan peningkatan sebesar 22,8 persen, seiring pertumbuhan jumlah kantor perbankan syariah yang rata-rata meningkat 23,8 persen setiap tahun," katanya.
Ia menyebutkan, sampai saat ini jumlah jaringan kantor perbankan syariah adalah sekitar 1.440 kantor, dan pada tahun ini diperkirakan kebutuhan SDM perbankan syariah mencapai sebanyak 16.500 orang.
Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia, Mustafa Edwin Nasution yang juga menjadi pembicara membenarkan tentang perkembangan ekonomi berbasis syariah tersebut.
"Oleh karena itu, untuk menghadapinya diperlukan pengembangan instrumen ekonomi berbasis syariah, seperti zakat dan wakaf, serta yang terpenting adalah kurikulum pendidikan ekonomi berbasis syariah," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009