PLTS sebanyak itu dipasang di kecamatan Ranjungi, Apatanah, Bontomaning dan Kecamatan Inato yang selama ini baru sebagian penduduknya menikmati cahaya listrik, kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sulsel, Ir Sampara Salman, Msi di Makassar, Rabu.
Setiap kecamatan mendapatkan 50 unit PLTS bernilai Rp500 juta, dibangun untuk memacu peningkatan pendapatan nelayan setempat, terutama yang berada di pulau-pulau, sekaligus anak-anak mereka yang usia sekolah dapat belajar dengan memanfaatkan cahaya listrik, bukan lagi memakai lampu minyak tanah.
Proyek bantuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang setiap unitnya berkapasitas 50 kilowatt, katanya, sebagai upaya pemerintah dalam mengatasi kelangkaan listrik di pedesaan termasuk pulau-pulau yang ada di kecamatan kabupaten kepulauan tersebut.
Dengan ditempatkannya PLTS di daerah ini, lanjutnya, masalah listrik pedesaan di pulau itu sudah bisa ditanggulangi tanpa harus menunggu pemasangan jaringan listrik PLN yang sejak beberapa tahun lalu energi listriknya sudah terbatas.
Saat ditanyakan apakah penempatan PLTS tersebut tidak akan mengalami pemadaman karena pangkalan bahan bakar minyak (BBM, solar) tidak tersedia di pulau itu tetapi harus didatangkan dari Benteng, ibukota kabupaten yang berjarak tempuh sekitar lima jam dengan menggunakan perahu.
Sampara menyatakan, tidak ada masalah dengan BBM tersebut sebab transportasi laut seperti kapal lokal berpenumpang 50 orang setiap hari bolak-balik ke Benteng membawa penumpang dan barang.`
Hanya saja, lanjutnya, dukungan dari pemerintah kabupaten maupun pihak Pertamina diharapkan agar distribusi penyaluran BBM/solar jangan sampai terputus sebab lampu bisa padam karena pasokan solar kurang lancar, katanya.
Selain PLTS, Pemerintah melalui Dinas Pertambangan dan Energi Sulsel tahun ini juga mengalokasikan sejumlah sumur bor bagi desa-desa di kabupaten tersebut, termasuk pulau-pulau yang susah mendapatkan jaringan air bersih PDAM setempat.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009