Jakarta (ANTARA) - Safrudin Tahar merupakan salah satu pemain tim PSIS Semarang yang bisa dikatakan cukup setia karena sejak bergabung enam tahun silam, pria asal Maluku ini enggan untuk berpindah tim.
"Menurut saya di PSIS itu sangat nyaman. Kekeluargaan di PSIS mulai dari pemain baru dan pemain lama sangat terjaga. Maka dari itu saya betah,” kata Tahar seperti dilansir laman tim yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Pemain berusia 26 tahun ini mulai memperkuat tim yang berjuluk Mahesa Jenar sejak 2014. Sebelumnya pemain dengan posisi bek ini memperkuat tim PSM Makassar.
Baca juga: Liga berhenti, pemain PSIS Semarang lirik wirausaha
Pada musim pertamanya membela PSIS, Tahar langsung menembus skuat inti tim yang saat itu masih dibesut oleh Eko Riyadi. Hingga saat ini, Tahar masih menjadi langganan skuat inti PSIS saat berlaga di kompetisi Liga 1.
Membela PSIS selama enam tahun tentu ada cerita yang membuat ia betah bermain di klub kebanggaan Panser Biru dan Snex ini. Menurut Tahar, kekeluargaan di PSIS Semarang membuat ia nyaman bermain di klub asal Ibukota Jawa Tengah ini.
Selain kekeluargaan, Tahar juga mengungkapkan bahwa keluarganya di Maluku menyarankan ia untuk tetap berada di PSIS supaya tidak mengalami kesulitan beradaptasi.
“Ada juga saran dari keluarga yang lebih milih saya main di Semarang karena mereka tahu saya sudah lama di sini. Mereka juga menyarankan saya untuk bertahan karena kalau pindah klub itu butuh proses adaptasi juga sama teman-teman baru,” kata Tahar menambahkan.
Baca juga: PSIS potong gaji pemain selama pandemi Covid-19
Meski betah di PSIS Semarang, Tahar harus rela menahan hasrat untuk kembali unjuk gigi mengolah si kulit bundar karena kompetisi tertinggi di Tanah Air masih dihentikan akibat pandemi COVID-19.
PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi dan PSSI hingga saat ini juga belum memutuskan kompetisi apakah tetap dilanjutkan setelah pandemi reda atau malah kompetisi musim 2020 dihentikan.
Baca juga: CEO PSIS: LIB harus segera gelar RUPS luar biasa
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020