Jambi (ANTARA News) - Aksi demonstrasi massa gabungan dari sejumlah LSM di gedung DPRD Provinsi Jambi, Rabu, nyaris berubah jadi baku hantam antara pendemo dengan Gubernur karena dipicu oleh teriakan massa yang memojokkan Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin.
Aksi yang menuntut kejelasan berbagai program Gubernur Jambi berlangsung saat Gubernur sedang melaksanakan sidang paripurna membahas RAPBD.
Para demonstran juga sempat memasuki gedung DPRD saat paripurna masih berlangsung, namun dibubarkan paksa oleh polisi yang berjaga ketat, hingga akhirnya keluar.
Usai sidang, Gubernur disambut sejumlah wartawan, dan usai menjawab pertanyaan wartawan, Gubernur spontan ingin turun langsung menemui demonstran, namun ajudannya melarang.
Gubernur disarankan cukup memanggil lima wakil demonstran untuk bertemu di ruangan, namun Gubernur tak mengindahkan dan tergesa-gesa pun turun untuk menemui demonstran.
"Biar, biar saya temui, jangan ada yang menghalangi saya," kata Gubernur, dan pengawalan pun langsung diperketat, ratusan anggota polisi langsung membentuk pagar betis melindungi Gubernur.
Sorakan demonstran semakin menggemparkan gedung wakil rakyat begitu Zulkifli Nurdin turun, dengan alat pengeras suara pengunjukrasa mengeluarkan kata-kata yang memojokkan Gubernur. Mendengar itu, Gubernur tak mampu mengendalikan emosinya dan berkata, "apa maunya kalian,".
Tak puas dengan itu, Gubernur berusaha menjamah seorang demonstran yang memegang pengeras suara persis di depannya. Emosinya semakin tak terkendali dan ingin memukul demonstran ini, namun ajudannya melerai dan minta Gubernur bisa sabar.
Melihat hal ini, istri Gubernur Ratu Munawwaroh langsung datang untuk menenangkan suaminya yang naik pitam.
"Sudahlah pak, jangan dilayani lagi. Nanti bapak yang rugi," kata Ratu menenangkan.
Namun Gubernur masih emosi dan mengatakan, "kalau kalian ingin manyampaikan apa saja, temui saya, tapi lima orang saja".
Zulkifli Nurdin meninggalkan demonstran menuju lantai 2 gedung DPRD dengan kawalan yang ketat dan langsung memasuki ruangan dan menunggu lima orang wakil pendemo yang ingin bertemu.
Pengunjukrasa tetap tidak mau menemui kalau hanya diwakili lima orang, dan minta 10 orang, di luar mereka tetap mengeluarkan kata-kata yang memojokkan.
Setelah menunggu namun tetap tak direspon demonstran, Gubernur kembali berang, dan keluar ruangan dengan emosi tinggi.
"Jangan ada yang menghalangi saya satupun. Biar saya temui mereka," katanya. Namun penjagaan tetap diperketat.
Zulkifli Nurdin kembali menemui pendemo namun emosinya semakin tak terkendali sambil mengatakan, "dengar ya, saya minta lima orang saja. Kenapa tidak ada yang mau datang",
Namun demonstran justru menjawab dengan kata-kata "pengecut", mendengar itu, Gubernur benar-benar naik pitam sampai caping (lambang jabatan gubernur, red) di bajunya lepas, isterinya Ratu Munawwaroh berusaha menyabarkan, namun tak berhasil.
"Siapa kalian. Saya tidak takut sama kalian," ujarnya sambil turun tangga ingin menangkap salah seorang pendemo, namun tetap ditenangkan oleh ajudan dan kepolisian.
Karena emosi Gubernur semakin tak terkendali, ajudannya minta kepada sopir agar segera menyiapkan mobil, dan mobil dinas BH 1 datang, setelah diberi penegertian Gubernur langsung naik mobil meninggalkan demonstran.
Demonstran berusaha menghalangi jalan, namun dipatahkan oleh polisi, aksi demo terus berlanjut, namun akhirnya membubarkan diri.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009