Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan ia telah bertemu dengan Bank Indonesia guna membahas penyelesaian restrukturisasi utang perusahaan penerbangan milik negara Garuda kepada Bank Mandiri senilai sekitar Rp1 triliun.
"Ketemu BI kemarin masalah restrukturisasi garuda, masih perlu pembicaraan lebih lanjut bagaimana dalam konteks UU perbankan bisa dilakukan tapi tujuan menyelamatkan Garuda juga dapat dilakukan, karena banyak peraturan yang BI bisa lakukan, BI akan berupaya untuk melihat bagaimana kemungkinannya," katanya di Jakarta, Rabu malam.
Garuda memiliki utang dalam bentuk mandatory convertible bond (MCB) senilai sekitar Rp1 triliun. Utang dalam bentuk MCB berarti utang itu dapat diselesaikan dengan mengubah menjadi kepemilikan saham. Namun demikian, hal ini terkedala oleh aturan perbankan yang melarang kepemilikan saham disektor non finansial kecuali shama gadai (repo) dan kostudian.
Sebelumnya Direktur Utama Garuda Emir Syah mengharapkan agar utang yang telah jatuh tempo selema beberapa tahun ini dapat direstrukturisasi, sehingga dapat memperkuat kinerja Garuda.
Sementara itu terkait dengan divestasi 14 persen Newmont Nusa Tenggara senilai 493,6 juta dolar AS, Meneg BUMN menyatakan ihaknya akan mengirim surat kepada menteri keuangan perihala kesiapan BUMN untuk membali saham hasil divestasi tersebut bila pemerintah pusat tak mampu membeli.
"Nanti saya akan kirim surat resmi kalau pemerintah tidak mengambil supaya diberikan pada BUMN," katanya.
Ia menyatakan, bahwa BUMN siap untuk ikut serta membeli saham hasil divestasi tersebut. Ia menambahkan, BUMN memiliki dana yang sangat memadai bila pemerintah mau memberikan kesempatan kepada BUMN untuk membeli saham hasil divestasi tersebut.
"Kalau dana tidak ada masalah," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009