pejabat, Rabu.
Yury Solomonov, kepala Institute of Thermal Technology Moskow, adalah pejabat paling senior sampai saat ini bertanggungjawab atas serangkaian kegagalan dalam rudal balistik antar benua Bulava, yang sekarang sedang dikembangkan.
"Setelah peluncuran tidak berhasil terakhir roket Bulava, Yury Solomonov mengajukan surat permohonan pengunduran diri," kata Interfax-AVN, kantor berita yang khusus dalam berita mengenai masalah-masalah militer, mengutip satu sumber di industri digantara negara itu.
Sumber itu mengatakan pengunduran dirinya kemungkinan besar sekali akan disetujui karena badan angkasa Rusia Roskosmos berpendapat institut yang mempelopori pengembangan Bulava memerlukan perobahan-perobahan dalam struktur manajemennya.
Pengunduran diri itu terjadi setelah kementerian pertahanan Rusia mengkonfirmasikan Kamis lalu bahwa sebuah rudal Bulava meledak setelah diluncurkan dari kapal selam Dmitry Donskoy yang bertenaga nuklir di lepas pantai Rusia utara.
Kegagalan rudal itu kabarnya adalah yang keenam dalam 11 ujicoba peluncuran, yang disebut para ahli pertahanan sebagai satu kemunduran serius bagi usaha militer Rusia untuk merubah persenjataan rudal era Sovyetnya.
Bulava, yang dapat dilengkapi dengan sampai 10 hululedak nuklir, memiliki jangkauan tembak maksimum 8.000km.
Rudal itu adalah versi yang diluncurkan dari kapal Topol-M, rudal balistik antar benua darat ke darat, dan dirancang akan diluncurkan dari kapal-kapal selam kelas Borei.
Boris Rumyantsev, salah satu dari wakil-wakil Solomonov di institut itu, mengkonfirmasikan kepada AFP bahwa Solomonov mengajukan pengunduran dirinya sebagai direktur umum tetapi membantah tindakan itu ada hubungannya dengan kegagalan berulang-ulang rudal itu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009