Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Widodo Adi Sutjipto mengatakan, penyelidikan terhadap ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton pada Jumat (17/7), terus mengalami kemajuan.
"Ada sejumlah kemajuan yang dicapai dan diperoleh dari langkah-langkah investigasi. Kemajuan-kemajuan tersebut akan jadi faktor penting dalam mendukung percepatan upaya penahanan dan penangkapan pelaku dan pihak terkait kasus pengeboman," katanya di Jakarta, Rabu.
Berbicara usai bertemu Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, ia mengatakan, aparat sendiri tetap fokus, bekerja maksimal dan bekerja keras untuk dapat mengakselerasi upaya pengungkapan kasus itu.
Pada kesempatan itu, Widodo AS menegaskan, negara, pemerintah, aparat punya kewajiban untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya terorisme.
"Karena ancaman teror memang eksis dan nyata. Kami mengingatkan masyarakat, bukan menakut-nakuti. Kita ingin membangun kewaspadaan bersama agar tidak lalai dan lengah. Karena kekurangwaspadaan akan membuat teroris dengan leluasa melakukan aksinya," tuturnya.
Ia mengatakan, masyarakat bisa berbuat banyak, antara lain bisa melaporkan keganjilan-keganjilan yang dilihat di lingkungannya pada aparat.
"Teror harus dihadapi bersama. Negara, pemerintah, dan rakyat harus bersatu dan teguh memberantas terorisme. Mari wujudkan dan pelihara keamanan guna untuk kepentingan seluruh rakyat," kata Widodo.
Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Irjen Pol Nanan Soekarna, Rabu siang, resmi mengumumkan sketsa wajah dari orang yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat (17/7) lalu.
Menurut Nanan, sketsa wajah itu dibuat berdasarkan temuan dua potong kepala yang ditemukan di dua lokasi ledakan.
Ciri fisik potongan kepala di Hotel JW Marriott antara lain berjenis kelamin laki-laki, umur 16-17 tahun, kulit putih, rambut hitam lurus pendek, tinggi badan diperkirakan 180-190 cm, dan ukuran sepatu sekitar 42-43.
"Ukuran sepatu dapat diketahui karena polisi menemukan sepatu yang diduga dipakai pelaku bom bunuh diri di Marriott," kata Nanan.
Sedangkan sketsa potongan kepala yang ditemukan di Hotel Ritz-Carlton antara lain berciri-ciri jenis kelamin laki-laki, umur 40 tahun, kulit sawo matang, rambut hitam lurus pendek, dan tinggi badan sekitar 165 cm.
Menurut Nanan, kedua potongan kepala yang ditemukan di lokasi kejadian dipastikan bukan berasal dari dua nama yang selama ini oleh media massa disebut sebagai pelaku bom bunuh diri, yaitu Nur Hasbi dan Ibrahim.
Polri memastikan hal itu setelah melakukan uji DNA dari kedua potongan mayat dengan pihak keluarga ataupun keterangan dari pihak lain.
Namun, Polri memastikan bahwa kedua potongan kepala itu adalah pelaku bom bunuh diri.
Sedangkan potongan kepala yang ditemukan di Hotel JW Marriott dipastikan pernah berada di kamar 1808, Hotel JW Marriott.
"Uji DNA antara sisa barang milik tamu di kamar 1808 identik dengan DNA potongan kepala yang diduga pelaku bom bunuh diri. Sedangkan potongan kepala di Hotel Ritz-Carlton diduga sebagai pelaku bom bunuh diri berdasarkan keterangan saksi maupun oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP), namun polri belum melakukan uji DNA karena kurang data pembanding," katanya.
Sejumlah media sempat menyebut Nur Hasbi, warga Temanggung sebagai pelaku bom bunuh diri di JW Marriott, sedangkan Ibrahim, seorang tukang bunga, sebagai pelaku bom bunuh diri di Ritz-Carlton, namun hal itu terbantah oleh penyelidikan secara ilmiah oleh dokter kepolisian.
"Kedua orang inilah, yang menjadi fokus penyelidikan Polri. Kami minta agar warga ikut membantu mengungkap siapakah identitas kedua orang itu," kata Nanan.
Ia juga menyebutkan bahwa kedua orang pelaku bom bunuh diri itu juga bukan Bahrudin, warga Cilacap yang diduga terlibat jaringan terorisme.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009