Beijing (ANTARA News) - China mengutuk dan menentang keras segala bentuk terorisme termasuk peledakan bom yang terjadi di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, sehingga menelan korban tewas dan luka-luka.

"Pemerintah China mengutuk keras dan menentang terorisme dalam segala bentuk," kata juru bicara Kementrian Luar Negeri China Qin Gang di Beijing, Rabu.

Menjawab pertanyaan tertulis ANTARA, Qin Gang menyebutkan bahwa sejumlah serangan terorisme di Indonesia, khususnya pada 17 Juli, menyebabkan dampak yang besar serta kehilangan dan kerusakan harta benda.

Qin mengungkapkan, Menlu China Yang Jiechi telah mengirimkan telegram keprihatinan negaranya atas teror bom itu kepada Menlu Hassan Wirajuda.

Pemerintah China, tegas Qin Gang, mempercayai pemerintah Indonesia akan mampu secara efektiif melakukan berbagai upaya serta menangani isu-isu dengan baik.

"Kami percaya bahwa pemerintah Indonesia akan mampu mengatasi dan menangani masalah tersebut dengan baik," kata Qin Gang dalam jawaban tertulisnya.

China termasuk salah satu negara yang memberikan perhatian terhadap kasus peledakan bom yang terjadi di Jakarta Jumat pekan lalu.

Sejumlah media besar dan berpengaruh di China masih menyoroti dan mengikuti perkembangan kasus ledakan bom yang terjadi di dua hotel mewah JW Marriot dan Ritz Carlton, Jakarta.

Kantor Berita Xinhua dalam lamannya di Beijing, memberitakan upaya pemerintah Indonesia yang intensif mencari teroris kelahiran Malaysia Noordin M Top, karena ledakan bom di dua hotel itu diduga dilakukan oleh jaringannya.

"Indonesia meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah dan pihak keamanan Malaysia mencari dan menangkap Noordin M. Top," sebut Xinhua.

Media berbahasa Inggris China Daily mewartakan, polisi Indonesia melakukan rekonstruksi terhadap kasus ledakan bom bunuh diri itu.

Pihak kepolisian, sebut media berbahasa Inggris terbesar di China itu, telah melakukan rekonstruksi dan penyelidikan terhadap berbagai temuan, terutama dengan ditemukannya bom yang belum meledak dan laptop di kamar nomor 1808.

Polisi mengatakan bahwa ledakan itu mirip dengan kasus yang pernah terjadi di Jakarta beberapa tahun lalu, juga yang terjadi di Bali pada tahun 2005.

"Metode, perlengkapan yang digunakan dalam ledakan bom Jumat lalu sama dengan yang digunakan di Bali serta yang ditemukan di Cilacap," lapor China Daily. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009