Jakarta,  (ANTARA News) - Menteri Perdagangan berharap semua pengusaha
berpartisipasi dalam upaya memperkuat daya beli masyarakat dengan menurunkan harga produk makanan dan minuman olahan setelah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) diturunkan.

"Kita harapkan pengusaha semua berpartisipasi menurunkan harga pangan. Itu bisa mempertahankan daya beli masyarakat,"kata Mari Elka Pangestu saat menjadi pembicara kunci dalam seminar "Food Industry Outlook 2009 Outlook Land Opportunities" di Tangerang, Kamis.

Mendag meminta dukungan produsen makanan dan minuman untuk menurunkan harga pangan bagi masyarakat agar angka inflasi dapat terkendali.

"Kita ingin lihat ada penurunan harga pangan yang nanti tercermin pada angka inflasi,"ujarnya. Mendag memperkirakan harga pangan akan turun mulai Februari 2009.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi)
Thomas Darmawan mengatakan pengaruh penurunan harga BBM baru akan terasa
setelah perayaan hari raya Imlek yaitu mulai Februari.

"Saya rasa baru setelah Imlek harga turun, sekitar 3-10 persen. Tapi penurunan harga tidak dalam bentuk nilainya tapi ukuran produk, volume dan diskon,"kata Thomas.

Sementara itu, produsen masih menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait perubahan kemasan.

"Kami sedang menunggu izin dari BPOM untuk ganti kemasan karena aturan edar produk sangat ketat,"ujarnya.

Thomas menjelaskan penurunan harga akan tergantung besarnya penurunan biaya transportasi. Menurut dia, penurunan harga tidak akan terjadi pada produk kemasan kecil untuk sekali konsumsi.

"Produk yang dijual satuan itu susah untuk turun harga. Tidak mungkin produk yang dijual Rp500 diturunkan harganya 5 persen,"tuturnya.

Thomas memastikan produk seperti mie instan dan biskuit akan mengalami penurunan harga.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009