Kedudukan akhir final 1973 adalah 4-1, tak ubahnya penuntasan misi revans bagi Knicks atas final setahun sebelumnya ketika mereka kalah dengan skor serupa menghadapi lawan yang sama.
Jika setahun sebelumnya Knicks menang gim pertama untuk kalah empat kali beruntun dari Lakers, dalam rangkaian final 1973 mereka kalah dulu 112-115 sebelum menyapu bersih empat gim berikutnya dalam durasi sembilan hari kemudian.
Baca juga: Bos New York Knicks diperpanjang kontraknya setahun lagi
Tak kurang dari enam pemain yang kemudian dinobatkan masuk ke Selasar Prestasi (Hall of Fame) NBA pada tahun-tahun mendatang memperkuat roster Knicks yang juara musim 1973.
Ada Jerry Lucas, Bill Bradley, Walt Frazier, Earl Monroe, Dave DeBusschere dan tentunya Willis Reed yang kembali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik (MVP) Final NBA setelah memenanginya juga pada 1970.
Terdapat juga nama Phil Jackson pebasket yang belakangan akan lebih dikenal lewat sentuhan dinginnya sebagai pelatih berupa 11 gelar juara NBA.
"Kami punya banyak ksatria di tim itu," kata Reed mengenang dalam lansiran MSG Networks pada 14 April 2013.
"Kami punya sederet pemain yang sudah membuktikan diri sebagai sosok top NBA. Ketika kami melihat satu sama lain di ruang ganti, kami paham kami adalah ksatria," ujarnya menambahkan.
Torehan Reed sebagai MVP Final 1973 membuatnya menjadi pebasket pertama yang dua kali memenangi penghargaan yang baru mulai dianugerahkan pada 1969 tersebut.
Baca juga: Sembuh dari COVID-19, pemilik Knicks sumbang darah dan plasma
Kendati tak seheroik penampilannya rangkaian final 1970, saat ia melawan cedera demi tampil di gim ketujuh, Reed tetap memberi kontribusi merata dalam kemenangan Knicks di final 1973.
Dari lima penampilan Reed membukukan rataan 16,4 poin, 9,2 rebound dan 2,6 assist per gim dengan tingkat akurasi tembakan 47,9 persen dan 88,9 persen lemparan bebas.
Reed memberikan hadiah perpisahan yang pahit bagi legenda Lakers, Wilt Chamberlain (mendiang), yang di akhir musim gantung sepatu dari karier profesionalnya.
Reed pensiun semusim kemudian bersamaan dengan DeBusschere dan Lucas. Kepingan penting lainnya Frazier hijrah ke Cleveland Cavaliers pada 1977, berbarengan dengan pensiunnya Bradley, maka berakhir sudah era keemasan singkat bola basket di New York.
Halaman selanjutnya: Menuju lima dasawarsa...
Menuju lima dasawarsa berpuasa
Tepat hari ini 47 tahun lalu Knicks memenangi gelar juara NBA keduanya, sebelum kemudian tim dari kota yang selalu mengklaim sebagai ibu kota dunia itu berpuasa trofi hingga kini atau hampir lima dasawarsa lamanya.
Puasa trofi mungkin istilah yang berlebihan, sebab dalam kurun waktu tersebut Knicks dua kali memenangi Final Wilayah Timur pada 1994 dan 1999.
Tapi tentu saja dua trofi berbentuk bola basket berbalut perak itu tak sebanding dengan dua trofi Walter A. Brown yang diperoleh berkat menjuarai NBA pada 1970 dan 1973.
Dua trofi NBA tentunya menjadi catatan yang tak terlalu mentereng, mengingat Knicks merupakan satu dari dua franchise original ketika BAA --cikal bakal NBA-- didirikan pada 1946.
Bandingkan dengan Boston Celtics --tim lain yang sejak berdiri tidak pernah pindah kota-- yang merupakan pemegang rekor jumlah gelar juara NBA terbanyak, 17 kali.
Knicks memang lebih dulu merasakan tampil di partai final NBA, tiga kali beruntun pada 1951-1953, tetapi Celtics cuma butuh satu kali penampilan untuk membawa pulang trofi Walter A. Brown.
Baca juga: Knicks pimpin NBA untuk valuasi waralaba
Ketika Knicks pertama kali juara NBA pada 1970, Celtics sudah punya koleksi 11 trofi Walter A. Brown.
Sejak terakhir kali Knicks juara pada 1973, Celtics sudah enam kali juara dan bahkan trofi jawara NBA sudah berganti nama menjadi trofi Larry O'Brien sesuatu yang luput dari genggaman Patrick Ewing cs pada 1994 dan 1999.
Berbagai upaya Knicks untuk kembali merintis jalan menuju era kejayaan selalu gagal, setidaknya hingga Mei 2020. Bahkan sentuhan midas Pat Riley dan Phil Jackson yang punya rekam jejak juara di tim-tim lain, berakhir hanya meraih kekecewaan di New York.
Semangat membangun kembali kejayaan singkat era 70-an yang sempat dirasakan Knicks kini ada di punggung nama-nama muda seperti RJ Barrett, Frank Ntilikina, Dennis Smith Jr. dan Mitchell Robinson.
Sayangnya, mereka cuma mendapat panduan dari pemain senior sekelas Taj Gibson dan Julius Randle, setelah gagal mendaratkan sederet bintang seperti Kevin Durant, Kawhi Leonard dan Kyrie Irving dalam bursa pemain bebas transfer pada musim panas lalu.
Walhasil Knicks musim ini cuma membukukan 21 kemenangan dan 45 kekalahan (21-45) dan harapan tipis untuk memperoleh tiket playoff dari Wilayah Timur, sebelum kompetisi ditangguhkan karena pandemi COVID-19.
Baca juga: NBA, Knicks dan Nets sumbang satu juta masker untuk New York
Menilik komposisi saat ini, boleh jadi Knicks akan melampaui durasi lima dasawarsa sebelum merasakan kembali cincin juara NBA.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020