Presiden Kyrgyzstan Kurmambek Bakiyev mengatakan pekan ini bahwa pusat pelatihan baru itu dapat siap mencetuskan pasukan yang ditugasi untuk membendung perlawanan yang meningkat, yang meluber dari Afghanistan.
Pada Selasa, Duta Besar Kyrgyzstan untuk Kazakhztan Zhanysh Rustembekov mengatakan keputusan mengenai pangkalan baru itu akan dapat diumumkan pada pertemuan puncak Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (ODKB), blok keamanan yang didominasi-Rusia yang mencakup Kyrgyzstan.
"Kami akan menjadi tuanrumah pertemuan puncak informal ODKB pada 1-2 Agustus, mungkin kami akan membuat keputusan di sana," Rustembekov mengatakan pada wartawan.
Ditanya apakah bekas republik Soviet itu mungkin akan menerima tawaran Rusia, ia mengatakan:
"Mengapa tidak? Rusia adalah mitra strategis kami."
Kyrgyzstan, negara kecil miskin, telah menjadi obyek rivalitas Rusia-AS yang meningkat. Negara itu penting karena kedekatannya dengan Afghanistan dan sekarang Moskow dan Washington mengoperasikan pangkalan militer di wilayahnya yang bergunung-gunung.
Parlemen Afghanistan Februari lalu menyetujui penutupan pangkalan udara AS di Manas setelah menjamin janji 2 miliar dolar bantuan dan kredit dari Rusia.
Namun Kyrgyzstan kemudian mengalah setelah AS setuju untuk membayar 180 juta dolar untuk mempertahankan pangkalan itu buka. Pangkalan AS itu merupakan tempat penting untuk mengisi kembali bahan bakar bagi pesawat AS dalam operasi NATO terhadap gerilyawan Taliban di Afghanistan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009