Jakarta (ANTARA News) - Realisasi penerimaan pajak selama semester I 2009 menunjukkan pertumbuhan negatif 2,83 persen dibanding periode yang sama tahun lalu akibat dampak krisis keuangan global.

"Penerimaan netto Ditjen Pajak (termasuk PPh Migas) periode Januari hingga Juni 2009 sebesar Rp253,18 triliun atau mengalami pertumbuhan negatif 2,83 persen dibanding periode yang sama tahun 2008," kata Dirjen Pajak Darmin Nasution di Jakarta, Selasa.

Darmin menyebutkan, penerimaan pajak selama semester I 2008 sebesar Rp260,56 triliun. Jumlah itu sudah dikurangi dengan penerimaan PBB pada triwulan II 2008 sebesar Rp4,63 triliun.

"Pengurangan itu dilakukan karena PPh Migas selama triwulan II 2009 belum masuk hingga Juni 2009," jelas Darmin.

Jika tanpa PPh Migas, maka realisasi penerimaan netto Ditjen Pajak semester I 2009 sebesar Rp225,79 triliun atau mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,18 persen dibanding periode yang sama 2008 yang sebesar Rp226,21 triliun.

Proporsi realisasi penerimaan penerimaan pajak semester I 2009 (tanpa PPh Migas) itu mencapai 41,12 persen dari total rencana setahun APBN 2009 yang ditetapkan sebesar Rp587,83 triliun. Sementara itu jika memasukkan PPh Migas mencapai sebesar 43,07 persen.

Pada periode yang sama 2008, realisasi penerimaan netto pajak tanpa PPh Migas sebesar 47,04 persen sementara dengan memasukkan PPh Migas sebesar 48,74 persen.

Menurut Darmin, adanya pertumbuhan penerimaan pajak yang negatif pada semester I 2009 menunjukkan bahwa krisis keuangan global berdampak terhadap realisasi penerimaan pajak yang mulai dirasakan sejak akhir triwulan III 2008.

Hal itu terlihat dari pertumbuhan total penerimaan yang di atas 30 persen sampai dengan Agustus 2008, sedangkan mulai September 2008 hanya 18,1 persen dan pada Desember 2008 negatif 12,0 persen.

"Penerimaan PPN triwulan I hingga III tahun 2008 di atas 42 persen, namun pada triwulan IV hanya 16,1 persen," jelas Darmin. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009