Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, Emi Friezer dalam penjelasan tertulis yang diperoleh ANTARA di Kupang menyebutkan kejadian yang dialami lima nelayan itu terjadi ketika sedang berenang membawa bambu menuju bagan ikan di Teluk Kupang.
"Peristiwa itu terjadi ketika kelima nelayan itu sedang berenang menuju lokasi bagan untuk mengerjakan bagan ikan," tegas Emi Frizer.
Baca juga: SAR gabungan evakuasi siswa yang tenggelam di Sungai Brantas
Ia mengatakan, lokasi bagan ikan yang dituju kelima orang warga Oebelo itu berada pada koordinat 10°05’42.88”S-123°43’56.05”E dari lepas pantai Oebelo
Pada saat sedang berenang kata dia terjadi gelombang tinggi hingga menyebabkan kelima warga Oebelo itu terbawah arus laut yang cukup keras.
Kelima nelayan yang terseret gelombang laut masing-masing Jecky Anime (18), Eto Tine (19), Jun Liunome (21), Alfino Baba (18) dan Jhon Tine (35).
Menurut dia, setelah Basarnas menerima laporan tentang adanya peristiwa yang membahayakan manusia langsung mengerahkan tim SAR ke lokasi kejadian untuk melakukan operasi pencarian dan pertolongan terhadap lima korban tersebut.
Operasi pencarian dilakukan tim SAR dengan melakukan penyisiran sepanjang pesisir pantai Teluk Kupang hingga wilayah Pariti, Kabupaten Kupang.
Dalam operasi pencarian bersama masyarakat Oebelo berhasil menemukan empat orang korban dalam kondisi selamat yaitu Jecky Anime (18), Eto Tine (19), Jun Liunome (21), Alfino Baba (18).
Sementara satu korban lainnya yakni Jhon Tine (35) masih belum ditemukan tim SAR.
"Operasi pencarian terhadap korban masih dilakukan hingga pukul 20.00 wita namun korban masih belum ditemukan tim SAR,"tegas Emi Frizer. ***3***
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020