New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak melambung tinggi pada Senin waktu setempat, didorong meningkatnya optimisme mengenai pemulihan dari resesi global yang juga mengangkat pasar saham.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus, bertambah 42 sen menjadi ditutup pada 63,98 dolar AS per barel, yang merupakan kenaikan keempat berturut-turut.

Kontrak New York telah meningkat 4,44 dolar AS per barel selama empat sesi.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September melonjak 1,06 dolar AS untuk menetap pada 66,44 dolar AS per barel.

"Pedagang tampaknya menjadi berani mengambil risiko karena optimisme ekonomi datang kembali," kata Phil Flynn dari PFG PFG Best Research.

Pasar saham Eropa "rally" (kenaikan panjang) pada Senin dan Wall Street mantap di posisi hijau pada akhir sesi perdagangan.

"Saya pikir pasar saham masih merupakan penggerak terbesar pasar minyak," kata Ellis Eckland, seorang pedagang independen.

Rally di pasar saham yang diiringi oleh penurunan dolar, di bawah tekanan dari kembalinya nafsu terhadap aset-aset berisiko (risk appetite) yang biasanya mendorong investor dari mata uang "safe-haven" (tempat berlindung yang aman).

Melemahnya dolar membuat minyak, yang dihargakan dalam dolar, lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang lebih kuat.

"Itu menjadikan perdagangan rapuh" di New York, di mana kontrak berjangka cenderung menurun, kata Eckland.

Meskipun saham rally dan dolar jatuh, "minyak telah melemah secara mengejutkan, di dasarkan pada kekhawatiran persediaan dab kekhawatiran permintaan," katanya.

"Pengangguran terus meningkat, persediaan masih sangat tinggi di Amerika Utara, dan permintaan melemah pada musim panas ini," katanya.

"Saham AS naik pada Senin karena laporan sebuah penyelamatan sektor swasta untuk CIT Group, sebuah bisnis pemberi pinjaman terkemuka, dan membaiknya meningkatkan prospek laba perusahaan membantu Wall Street memperpanjang kenaikan besar pekan lalu.

Para analis mengatakan bahwa optimisme itu didorong oleh laporan media bahwa CIT Group, yang pekan lalu di ambang kebangkrutan, telah mencapai kesepakatan dengan para pemegang obligasinya untuk menerima kredit lebih lanjutan guna membantu mencegah kejatuhan.

Mike Fitzpatrick dari MF Global melemparkan keraguan pada kemampuan pasar minyak untuk mempertahankan kenaikan belakangan ini.

"Asumsi tentang permintaan mendatang ini sebagai sebuah penyebab pergerakan harga saat ini masih membuat kami skeptis dari ketahanan dan kesinambungan pergerakan ini," katanya.

"Ini bukan untuk mengatakan harga tidak akan dapat membuat kenaikan baru pada sedikit lebih dari sesuatu yg berlangsung sebentar saja, kami telah melihat semua itu sebelumnya." (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009