Bekasi (ANTARA News) - Kegiatan "Bekasi Expo" yang berlangsung sejak lima hari lalu dan ditutup Senin (20/7) menghasilkan transaksi miliaran rupiah dalam bentuk pembelian barang maupun pesanan produk.
Ketua Panitia penyelenggara Yeyep Prihatna, di Bekasi, Senin mengatakan, terjadi transaksi dalam jumlah bervariasi pada seluruh produk yang mengikuti expo itu.
Produk dimaksud mulai dari perabot, peralatan kantor, mesin, alat rumah tangga, berbagai produk industri kecil dan kerajinan, konveksi, boneka, agribisnis, produk pertanian, kelautan, pendidikan, budi daya, jasa keuangan, perbankan, asuransi, dan sebagainya.
"Kita melaksanakan expo dalam upaya mempertemukan pemilik produk dan pengrajin dengan pasar dan masyarakat. Ternyata transaksi selama lima hari pelaksanaan, animo warga dan pembeli datang menyaksikan cukup tinggi," katanya.
Produk yang banyak menghasilkan transaksi adalah berupa konveksi, perabot, dan mesin.
Sedangkan untuk permintaan khusus untuk produk industri kecil seperti boneka, dan agribisnis datang dari pengusaha provinsi lain yang datang menyaksikan expo tersebut.
Yeyep menyatakan, pelaksanaan expo berjalan sukses, setidaknya bila diukur dari indikator ramainya peserta, masyarakat yang datang berkunjung serta terjadinya transaksi dan permintaan.
Ia mengatakan, warga Kota Bekasi yang datang menyaksikan expo tidak terpengaruh dengan kejadian bom Kuningan. Mereka tetap ramai berkunjung ke Bekasi Square tempat pelaksanaan pameran.
Seorang peserta dari Kota Bekasi, Nurhayati, yang memamerkan aneka bordirnya melalui koperasi Amanah menyatakan, selama pameran mampu menjual sebanyak lebih dari 100 baju bordiran aneka motif.
"Pada akhir pameran hampir seluruh produk yang dipajang dan dibawa ke lokasi pameran terjual habis," katanya sambil menyatakan pakaian bordir berupa stelan dan baju muslimnya dijual mulai Rp90 ribu sampai Rp400 ribu.
Ia menyatakan, keikutsertaannya pada pameran memberikan dampak cukup baik dengan terjualnya banyak produk, serta datangnya permintaan dari Kalimantan Timur.
Seorang pengusaha dari Kaltim telah meminta dirinya untuk mengirim setidaknya 100 baju bordiran setiap bulan untuk dipasarkan di daerah itu.
"Saya siap saja memenuhi permintaan tersebut asalkan harganya sesuai dan pembayaran di depan. Kita mampu memproduksi sampai 200 potong pakaian perbulan," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009