Herat, Afghanistan (ANTARA News/Reuters) - Sebuah bom di tepi jalan menewaskan 12 pedagang Afghanistan saat mereka naik mobil melalui bagian barat Afghanistan yang terpencil, Senin, dalam serangan yang tampaknya ditujukan pada tentara Afghanistan atau asing.
Bom buatan sendiri yang sangat menghancurkan yang ditanam di jalan itu betul-betul senjata paling mematikan yang digunakan oleh Taliban dan gerilyawan lainnya, yang acapkali menewaskan warga sipil dan juga pasukan keamanan yang secara tradisional mereka targetkan.
"Saya melihat 12 pria tewas dan empat orang terluka," Abdul Razzaq Samadi, seorang pemimpin suku setempat yang berada di tempat ledakan, mengatakan kepada Reuters.
"Saya membawa empat orang yang terluka ke rumah sakit. Keadaan mereka tidak baik," ia mengatakan.
Ledakan itu terjadi di sebuah jalan buruk yang menghubungkan dua distrik di provinsi Farah, tempat gerilyawan Taliban biasa memasang bom di tepi jalan untuk menyerang konvoi tentara asing dan pemerintah, kata Samadi.
Gubernur provinsi Farah Rohul Amin mengatakan semua 16 korban adalah penduduk setempat yang melakukan perjalanan ulang-alik antara kedua distrik itu tiap hari untuk membeli dan menjual barang-barang.
Kekerasan di Afghanistan telah menyentuh tingkat tertingginya sejak 2001, ketika pemerintah Islam yang keras diusir karena gagal menyerahkan pemimpin al Qaida yang dicari karena serangan 11 September di AS.
Ribuan marinir AS dan tentara Inggris telah melancarkan operasi besar di Helmad di Afghanistan selatan bulan ini, serangan besar pertama dari strategi regional baru Presiden AS Barack Obama untuk mengalahkan Taliban dan menstabilkan Afghanistan.
Kekerasan meningkat di seluruh negara itu sejak operasi dimulai, dengan korban militer dan sipil melonjak.
Di provinsi Kunduz di Afghanistan utara, tentara Jerman telah menembak dan menewaskan dua warga sipil, termasuk satu anak, ketika sopir mobil mereka mengabaikan peringatan untuk berhenti ketika mobil itu menuju ke arah tentara, seorang jurubicara pasukan Jerman di Afghanistan mengatakan.
Kepala distrik provinsi itu, Abdul Wahed Omarkhek, mengatakan tentara Afghanistan dan Jerman sedang melakukan operasi ketika mobil itu mulai cepat ke arah mereka. Dua warga sipil juga terluka.
Komandan pasukan AS dan NATO di Afghanistan bulan ini telah mengeluarkan petunjuk taktik baru yang ditujukan untuk mengurangi jumlah korban warga sipil, sering diakibatkan oleh serangan udara, satu sumber perselisihan sengit antara pemerintah Afghanistan dan sekutu Baratnya.
Sekitar 800 warga sipil tewas di Afghaistan antara Januari dan Mei, peningkatan 24 persen dari periode yang sama pada 2008, menurut hitungan PBB yang dikeluarkan bulan lalu.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009