Poso (ANTARA) - Aparat kepolisian bersenjata lengkap kurun dua hari terakhir hingga Senin malam menggelar razia kendaraan bermotor yang lalu-lalang dalam kota Poso, Sulawesi Tengah, untuk mempersempit masuknya pelaku teror.
Razia yang dilakukan itu, antara lain di Jalan Pulau Kalimantan, perempatan jalan di Kelurahan Sayo menuju Tentena, dan Bundaran Tugu di "jantung" kota Poso.
Menurut Kapolres Poso, AKBP Drs Adeni Mohan Daeng Pabali, Senin, razia yang dilakukan aparatnya itu bertujuan membatasi ruang gerak masuknya para pelaku teror yang kemungkinan ingin mengacaukan kembali wilayah Poso yang sudah aman.
"Razia ini hanya sebagai langka antisipasi, menyusul terjadinya ledakan bom di Jakarta beberapa hari lalu," tuturnya.
Dalam razia tersebut, polisi menghentikan setiap pengemudi sepeda motor maupun mobil yang melintas, lantas memeriksa surat-surat kendaraan serta identitas pengemudi dan penumpangnya.
Polisi juga memeriksa tubuh orang-orang yang dicurigai untuk mencari senjata tajam, senjata api atau bahan peledakan ilegal.
Sejumlah kendaraan yang tidak dilengkapi STNK dan orang mencugirakan seperti tak memiliki KTP, terpaksa dibawa petugas ke kantor polisi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Saat melakukan razia di perempatan Kelurahan Sayo minggu malam (19/7), aparat kepolisian sempat menurunkan tiga wisatawan asing yang sedang menuju Ampana (ibukota Kabupaten Tojo-Unauna) menggunakan mobil angkutan travel.
Para wisatawan asal Eropa yang hendak menghabiskan masa liburannya di daerah tujuan wisata Kepulauan Togean itu, diminta memperlihatkan Paspor dan surat-surat lainnya.
Ketiga wisatawan asing ini ternyata mengantongi dokumen keimigrasian yang lengkap, sehingga mereka kemudian dipersilahkan melanjutkan perjalanan.
Kapolres Adeni juga mengatakan, razia semacam itu dilakukan pada semua pos pintu masuk-keluar wilayah Poso, seperti yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Parigi-Moutong, Tojo-Unauna, Morowali, serta di perbatasan Kabupaten Luwu Utara (Sulsel).
Yang pasti, katanya, operasi ini di gelar untuk mengantisipasi masuknya kelompok-kelompok teror di bekas daerah konflik Poso yang kondisinya saat ini sudah sangat aman.
Sangat mendukung
Sejumlah anggota masyarakat di kota Poso yang dimintai komentarnya soal pelaksanaan razia di jalanan oleh aparat polisi bersenjata lengkap itu mengatakan, mereka sangat mendukung operasi tersebut.
"Kami sangat mendukung upaya antisipasi yang dilakukan polisi. Jangan nanti sudah terjadi baru kita ribut," kata Natsir, warga Kelurahan Kawua saat melintas dan menjalani pemeriksaan di perempatan jalan menuju Tentena.
Sementara itu, Direktur Pusat Resolusi Konflik dan Perdamaian Poso (PRKP), Fadly Husain, yang dikonfirmasi terpisah, mengatakan pemerintah dalam hal ini aparat keamanan harus terus dipertahankan situasi damai yang sudah tercipta di wilayah Poso.
Hanya saja, katanya, untuk menjaga dan mempertahankan stabilitas keamanan yang sudah terbangun tersebut, perlu melibatkan peran serta dari masyarakat luas.
Ia mengharapkan warga Poso perlu mewaspadai kemungkinan adanya politisasi bom Jakarta untuk merusak hubungan silaturrahmi sesama pemeluk antaragama di daerahnya yang kurun tiga tahun terakhir semakin berjalan baik dan intens. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009