Mosul (ANTARA News/AFP) - Delapan orang, termasuk enam polisi, tewas dalam serangan-serangan di kota Mosul dan Ramadi di Irak, Senin, kata sejumlah pejabat keamanan dan kesehatan.

Dalam satu serangan, seorang polisi dan seorang warga sipil tewas dalam penembakan dengan kendaraan melaju yang ditujukan pada patroli polisi di pusat kota Mosul, ibukota provinsi Nineveh, Irak utara.

Dua polisi lalu-lintas juga tewas ditembak -- satu orang di Mosul pusat dan satu lagi di luar rumahnya.

Seorang polisi keempat tewas ketika sebuah bom pinggir jalan yang dipasang di jalan utama di Mosul selatan meledak ketika ia berusaha menjinakkannya.

Di kota Ramadi, Irak barat, tiga orang tewas, termasuk dua polisi, dalam ledakan bom mobil, yang merupakan serangan kedua di sana dalam waktu sepekan.

Empat orang juga cedera, termasuk dua polisi, dalam pemboman di dekat kantor pusat pemerintah provinsi di jantung kota tersebut.

Ramadi merupakan ibukota dari provinsi Anbar, Irak barat, yang dulu menjadi benteng pemberontakan Sunni. Kekerasan menurun tajam di wilayah itu dalam 18 bulan terakhir ketika suku-suku setempat bersekutu dengan pasukan pimpinan AS untuk melawan kelompok gerilyawan.

Pekan lalu enam orang tewas dalam serangan bom mobil bunuh diri di dekat sebuah masjid di Ramadi.

Serangan-serangan Senin itu terjadi tiga pekan setelah pasukan AS ditarik dari pusat-pusat perkotaan sesuai dengan perjanjian keamanan antara Baghdad dan Washington yang menetapkan penarikan penuh pasukan Amerika dari Irak pada akhir 2011.

Kekerasan menurun secara berarti di Irak dalam beberapa bulan ini, namun serangan-serangan meningkat menjelang penarikan militer AS, dan 437 orang Irak tewas pada Juni -- jumlah kematian tertinggi dalam kurun waktu 11 bulan.

Perdana Menteri Nuri al-Maliki memperingatkan pada Juni bahwa gerilyawan dan milisi mungkin meningkatkan serangan mereka dalam upaya merongrong kepercayaan masyarakat pada pasukan keamanan Irak.

Sejumlah serangan bom besar dilancarkan sejak itu, dan yang paling mematikan adalah serangan bom truk pada 20 Juni di dekat kota wilayah utara, Kirkuk, yang menewaskan 72 orang dan mencederai lebih dari 200 lain dalam serangan paling mematikan dalam 16 bulan.

Serangan bom pada 24 Juni di sebuah pasar di distrik Syiah Kota Sadr di Baghdad timurlaut juga merupakan salah satu yang paling mematikan pada tahun ini, yang menewaskan sedikitnya 62 orang dan mencederai sekitar 150.

Namun, Maliki dan para pejabat tinggi pemerintah menekankan bahwa 750.000 prajurit dan polisi Irak bisa membela negara dari serangan-serangan yang dituduhkan pada gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaeda dan kekuatan yang setia pada almarhum presiden terguling Saddam Hussein.

Hanya sejumlah kecil pasukan AS yang menjadi pelatih dan penasihat akan tetap berada di daerah-daerah perkotaan, dan sebagian besar pasukan Amerika di Irak, yang menurut Pentagon berjumlah 131.000, ditempatkan di penjuru lain.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009