Jakarta,(ANTARA News) - Kepolisian Republik Indonesia hingga Senin (20/7) belum membenarkan informasi bahwa Nur Hasbi warga Temanggung Jawa Tengah, merupakan salah satu pelaku peledakan bom bunuh diri di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Jakarta.

"Info itu belum dapat dibenarkan. Sampai hari ketiga ini, tim dari Mabes Polri masih menyelidiki pelaku aksi bom bunuh diri itu," kata Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak kepada wartawan di Jakarta, Senin.

Yang jelas, katanya, sejauh ini pihaknya belum mengeluarkan pernyataan resmi kebenaran Nur Hasbi sebagai pelaku peledakan bom bunuh diri termasuk dengan foto-foto yang bersangkutan yang sempat beredar di masyarakat.

"Inisial N itu kan masih dugaan belum dapat dipastikan," katanya sambil menambahkan, kepolisian juga belum menyampaikan secara resmi kepastian mengenai jenis kelamin dari pelaku ledakan bom yang menewaskan sembilan orang dan melukai puluhan lainnya.

Meski titik terang tentang siapa dan dari kelompok mana pelaku bom bunuh diri tersebut belum terungkap, Sulistyo mengatakan, tidak tertutup kemungkinan adanya keterlibatan jaringan atau kelompok Noordin M Top dalam aksi keji itu.

Indikasi itu menurut dia, terlihat dari kesamaan bahan peledak yang berada di Cilacap, milik jaringan Noordin dengan yang berada di JW Mariot dan Ritz Charlton.

"Ada kesamaan tapi belum tentu jaringan yang sama," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri, Irejn Pol Nanan Soekarna mengatakan Polri tidak akan menyampaikan kesimpulan apapun sebelum semuanya jelas, didukung oleh fakta/data yang valid/objektif serta dapat dipertanggung-jawabkan baik secara hukum maupun ilmiah.

Pernyataan ini untuk mengantisipasi kemungkinan adanya isu atau informasi yang menyesatkan dan tidak dapat dipertanggung-jawabkan kaitannya dengan dua ledakan hebat di dua hotel mewah itu.

Semua pihak dihimbau untuk dapat menahan diri tidak mempublikasikan berbagai spekulasi yang hanya akan membingungkan publik.

"Jangan berandai-andai dan termakan isu yang tidak jelas," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009