Kami terus melacak anggota jamaah tabligh untuk dilakukan 'rapid test'

Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak akan gegabah untuk mengajukan status PSBB meskipun saat ini di wilayah setempat sudah terjadi transmisi lokal penyebaran COVID-19.

"Pengajuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) ini tentu harus melalui berbagai kajian terlebih dahulu. Kami tidak akan gegabah mengajukan PSBB," kata Bupati Sleman Sri Purnomo di Sleman, Sabtu.

Menurut dia, hasil kajian bersama pihak-pihak terkait tersebut kemudian dilaporkan kepada Gubernur DIY.

"Status PSBB ini tidak dapat kami putuskan sendiri, karena semua ada keterkaitan satu sama lain," katanya.

Baca juga: Jubir: Pengunjung Indogrosir Sleman sejak 19 April ikut rapid test

Pemkab Sleman saat ini juga masih menunggu hasil swab terhadap 60 karyawan Indogrosir Mlati, Sleman yang menunjukkan hasil reaktif saat tes cepat COVID-19.

"Kami masih menunggu hasil swab terhadap karyawan Indogrosir (IG) yang menunjukkan reaktif COVID-19 saat 'rapid test' (tes cepat)," katanya.

Pemkab Sleman tidak tinggal diam saat transmisi lokal virus COVID-19 ditemukan di Sleman melalui jaringan jamaah tabligh pada April lalu.

"Kami terus melacak anggota jamaah tabligh untuk dilakukan 'rapid test'. Dari 410 anggota jamaah tabligh yang 'rapid test' menunjukkan empat orang warga negara asing (WNA) asal India dan empat orang warga positif COVID-19," katanya.

Saat ini, Pemkab Sleman juga fokus menyelesaikan tes cepat bagi managemen, karyawan Indogrosir Mlati.

"Kemudian pada 12 hingga 14 Mei kami juga akan melakukan 'rapid test' 1.500 orang pengunjung yang berbelanja di Indogrosir," katanya.

Baca juga: Indogrosir Sleman jadi klaster baru penularan COVID-19 di DIY
Baca juga: Tiga warga Bantul positif COVID-19 dari klaster Indogrosir Sleman

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020