ini adalah gambaran nasional
Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof drh Wiku Adisasmito menyebutkan 85 persen kasus meninggal karena COVID-19 di Tanah Air terjadi pada pasien berusia di atas 45 tahun terutama dengan risiko paling tinggi berada pada usia di atas 60 tahun.
"Kasus positif memang didominasi oleh usia 31 hingga 59 tahun, namun risiko kematian lebih tinggi pada pasien dengan usia di atas 45 tahun," kata dia saat konferensi video di Jakarta, Sabtu.
Informasi terkait usia paling rentan tersebut penting diketahui sebagai navigasi sehingga masyarakat luas tahu tindakan apa yang mesti dilakukan. Hal utama ialah melindungi orang-orang yang berada pada kelompok usia rentan atau usia lanjut tersebut.
Selain dari segi usia, kondisi penyakit penyerta seseorang juga perlu menjadi perhatian sebab sebagian besar pasien yang terdampak COVID-19 mempunyai penyakit tertentu.
"Jadi anggota masyarakat ini tidak bebas dari penyakit lainnya, sebab sebagian mempunyai penyakit tertentu yang disebut dengan kondisi atau penyakit penyerta," ujarnya.
Baca juga: Penanganan terlambat-penyakit penyerta sebab kematian COVID-19 tinggi
Baca juga: Kelompok penyakit penyerta dominasi kematian COVID-19, kata Dekan FKUI
Berdasarkan data yang dihimpun gugus tugas, ia mengatakan kebanyakan kasus positif COVID-19 ialah orang-orang yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Sehingga dengan kata lain, hipertensi merupakan kondisi penyerta terbanyak yang dimiliki pasien kasus positif COVID-19 di Tanah Air. Kemudian, penyakit penyerta terbanyak lainnya ialah diabetes melitus, penyakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Khusus PPOK ialah penyakit yang salah satunya diakibatkan oleh pencemaran udara karena merokok atau infeksi tertentu di paru-paru.
"Jadi untuk saudara-saudara sekalian, anggota masyarakat yang memiliki penyakit penyerta seperti itu harus betul-betul berhati-hati, bahkan ekstra hati-hati agar tidak terkena penyakit," ujarnya.
Tidak hanya kehati-hatian dari masyarakat yang memiliki penyakit tersebut, namun anggota masyarakat lainnya juga harus melindungi orang-orang dengan penyakit penyerta tersebut.
Baca juga: WHO minta prioritaskan pasien lansia dan dengan penyakit penyerta
Baca juga: Satgas COVID-19: Penyakit penyerta pasien isolasi cukup berat
Namun secara umum dari refleksi data yang ada, ia mengatakan gejala yang paling sering muncul atau persentasenya paling tinggi pada pasien positif COVID-19 ialah batuk sehingga perlu pula diwaspadai.
Di sisi lain berdasarkan jenis kelamin, kasus positif COVID-19 di Tanah Air didominasi sekitar 60 persen oleh laki-laki. Dengan kata lain, laki-laki menjadi lebih rentan terkena COVID-19. Sementara sisanya 40 persen diderita oleh perempuan.
"Ini adalah gambaran nasional. Kalau ingin tahu gambaran lebih detail daerah bisa masuk ke www.covid19.go.id, nanti bisa klik daerah mana saja dan gambarannya akan berbeda," ujar Wiku.
Baca juga: Ahli: Kesehatan mental harus menjadi prioritas saat pandemi COVID-19
Baca juga: Waspada jika miliki satu saja gejala COVID-19: kata pakar Gugus Tugas
Baca juga: Gugus Tugas: Penular COVID-19 terbanyak orang tanpa gejala
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020