Jakarta (ANTARA News) - Keluarga korban bom bunuh diri di Hotel JW Marriot 5 Agustus 2003 silam, Minggu sore menjenguk korban bom bunuh diri JW Marriott dan Ritz Carlton 17 Juli 2009 di Rumah Sakit Jakarta (RSJ).
"Kami merasa bagian dari keluarga yang sama-sama menjadi korban bom," kata Muzaena (52), sesaat setelah menjenguk korban bom di RSJ, Minggu.
Muzaena adalah istri Syamsuddin salah seorang anggota karyawan PT Permata Birama Sakti yang dipekerjakan sebagai petugas keamanan di Hotel JW Marriott yang tewas di tempat saat bom mengguncang hotel itu 5 Agustus lalu.
Peristiwa terulangnya kembali bom bunuh diri di tempat yang sama pada 17 Juli lalu mengingatkan kembali Muzaena dan keluarganya pada enam tahun silam.
"Waktu itu suami saya tidak sempat lagi tertolong. Suami saya meninggal di tempat," kata Muzaena mengenang.
Dia mengatakan sejak peristiwa bom Marriott 2003, seluruh keluarga korban sepakat membentuk Forum 58. Nama Forum 58 tersebut diambil dari tanggal 5 dan bulan Agustus, saat peristiwa naas itu terjadi. Melalui forum itulah, kata Muzaena, keluarga korban membangun komunikasi dengan sejumlah kegiatan silaturahmi seperti pengajian, yasinan dan tahlilan.
Setiap tanggal 5 Agustus kata Muzaena, seluruh keluarga korban menggelar Ta`zia dan memohon doa agar korban meninggal mendapat tempat yang layak dan keluarga yang ditinggalkan tetap tabah.
Menurut rencana, 5 Agustus mendatang Ta`zia akan kembali dilakukan, tetapi belum diketahui bagaimana kelanjutannya karena tiba-tiba terjadi lagi peledakan bom yang menewaskan sembilan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
"Yang aktif mengurus forum ini Pak Bambang Trianto, yang sekarang menjadi korban bom lagi," cerita Muzaena bersama kakaknya Muhani (59).
Bambang saat ini dirawat di ruang Krisan, kelas 2A kamar 359 RSJ. Ia mengalami guncangan jiwa saat peristiwa bom Jumat pagi. Bagi Muzaena dan Muhani, Bambang merupakan pria yang baik dan sudah seperti keluarga dan banyak membantu keluarga korban bom Marriott I, sehingga mereka mengaku merasa terpanggil untuk menjenguknya.
Mereka berharap para korban bom Mega Kuningan tersebut segera sembuh dari luka yang diderita sehingga bisa berkumpul kembali bersama keluarga.
Bagaimana kelanjutan Forum 58, Muzaena mengaku tidak tahu. Namun ia berharap forum tersebut tetap berjalan sehingga ada wadah untuk membangun komunikasi di antara korban bom bunuh diri yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab itu.
Kendatipun peristiwa bom Marriott 2003 sudah berlalu enam tahun, kenangan itu tidak dilupakan Muzaena. Akibat peristiwa memilukan dan merusak citra negara itu, ia terpaksa kehilangan suami dan ayah bagi anak-anaknya.
"Tetapi syukur pihak Asuransi dan JW Marriot banyak juga membantu," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009