New York (ANTARA News/AFP) - Dolar AS menguat pada Jumat waktu setempat, karena serangan bom mematikan di Indonesia mengirimkan para mengirimkan para pedagang penghindaran risiko (risk-averse) berlari memburu mata uang "safe-haven" (tempat berlindung yang aman), kata para analis.
Euro melemah menjadi 1,4096 dolar pada 2100 GMT dari 1,4150 di New York pada Kamis.
Dolar naik menjadi 94,17 yen dari 93,89 yen pada Kamis.
"Serangan teroris di Jakarta telah bertindak sebagai sebuah peringatan ancaman terus-menerus terhadap stabilitas global yang masih kami hadapi," kata analis James Hughes dari CMC Markets, setelah ledakan merobek dua hotel mewah di ibukota Indonesia, Jakarta.
Pasar saham sebagian besar mengabaikan serangan itu. Tetapi di pasar valuta asing peledakan tersebut "menambah nada kehati-hatian untuk perdagangan dan mendorong pelepasan beberapa posisi berisiko," kata ahli strategi uang Societe Generale, Patrick Bennett.
Euro yang dianggap sebagai mata uang berisiko lebih tinggi dibandingkan dengan dolar dan yen dan cenderung melemahkan dalam ketidakpastian.
Pedagang mata uang diguncang berita ekonomi dan korporasi AS yang umumnya positif, yang baru-baru ini telah melukai dolar dengan mendorong lebih banyak mengambil risiko.
Departemen perdagangan melaporkan pembangunan awal rumah milik pribadi naik 3,6 persen pada Juni ke tingkat penyesuaian berkala 582.000, laju tercepat sejak November.
Patrick Newport dari IHS Global Insight menyebutkan "laporan perumahan paling positif." Juga, laba yang lebih baik dari yang diharapkan dari perusahaan-perusahaan besar seperti Bank of America, Citigroup dan General Electric, namun beberapa analis mengatakan bahwa rincian dari laporan lana itu kurang optimal.
"Ini adalah fokus utama dan sayangnya mereka tidak mengesankan," kata Kathy Lien dari Global Forex Trading.
"Sejumlah berita bagus diperlukan untuk mendorong pedagang keluar dari keamanan dolar. Citigroup dan General Electric mengalahkan perkiraan analis tetapi laporan mereka terus menunjukkan pelemahan."
Lien mengatakan sementara sebagian besar perusahaan yang telah melaporkan laba sampai sekarang ini mengalahkan perkiraan, "ini terutama berasal dari pemotongan biaya dan bukan atas garis pertumbuhan."
Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,0761 franc Swiss naik dari 1,0724 franc pada Kamis. Pound berada pada 1,633 dolar setelah 1,6438 dolar.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009