Jakarta (ANTARA News) - PT Holcim Indonesia TBk pada waktu dekat akan menunjuk pejabat sementara presiden direktur sebagai pengganti almarhum Timothy D. Mackay (61) yang tewas akibat ledakan di hotel JW Marriott pada Jumat pagi.
"Perusahaan akan menunjuk pejabat sementara presiden direktur dan akan diumumkan dalam waktu dekat, agar semua kegiatan usaha dan pelayanan Holcim tetap berjalan seperti biasa," kata Direktur Relation Management PT Holcim Indonesia Rusli Setiawan di RS Dharmais Jakarta, Sabtu.
Timothy merupakan salah satu korban yang meninggal dunia akibat ledakan bom di hotel Marriott Jakarta, katanya.
Rusli menjelaskan bahwa korban Timothy D. Mackay telah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk sejak Mei 2004, di mana sebelumnya almarhum adalah Direktur Manajer untuk Holcim (Lanka) Ltd dari tahun 1997.
"Selain itu beliau juga menjabat Chief Executive dari Basic Industries Ltd And Fiji Industries Ltd," katanya.
Saat ini jenazah Timothy masih disemayamkan di rumah duka Rumah Sakit Dharmais, dan pelayat diperkenankan masuk mulai pukul 09.00 hingga 19.00 WIB.
Ada dua skenario alternatif, selain dibawa langsung menuju Selandia Baru oleh perusahaan kesehatan internasional, SOS, saat ini perusahaan juga masih menunggu pihak keluarga almarhum dari Selandia Baru.
"Selain itu kita juga masih mengurus administrasi dan hasil penyidikan sementara dari kepolisian yang juga akan dibawa langsung ke Selandia Baru," kata Rusli.
Sejumlah pelayat dari rekan dan relasi almarhum sudah tiba di lokasi jenazah disemayamkan dan memenuhi sebagian rumah sakit Dharmais. Tampak sejumlah karangan bunga dari PT Adaro Indonesia, PT Gatra Gilang Persada dan PT Sucofindo.
Salah seorang pelayat yang sangat berduka atas kepergian almarhum Timothy adalah Vice President Marketing PT Holcim di Malaysia, Febby. Saat keluar dari ruang duka Febby yang menggunakan busana hitam mengusap air matanya.
"Saya begitu mendengar kabar kalau Bapak tewas akibat ledakan bom di Marriott, sore kemarin saya langsung berangkat berdua teman dari Malaysia," katanya.
Febby yang baru tiga minggu lalu bertemu dengan almarhum Timothy di Indonesia yang biasa dia panggil Bapak.
"Kedekatan saya dengan Pak Tim bukan hanya sebagai rekan kerja, tetapi juga Bapak bagi saya," kata Febby.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009