Jakarta (ANTARA News) - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, Sabtu, mengingatkan aparat hukum jangan lagi berperilaku hangat-hangat tahi ayam dalam mengungkap teror bom Jakarta.

Lengah, tidak waspada, dan kurang sigap menjalankan standard pengamanan adalah faktor utama berulangnya kejahatan teroris maupun tindak pidana besar lainnya, katanya.

"Sebetulnya ada kesamaan antara peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton dengan perampokan Rp15 miliar beberapa waktu lalu," katanya.

Keduanya terjadi akibat mentalitas masyarakat yang hangat-hangat tahi ayam dan gampang melupakan petunjuk pelaksanaan maupun teknis atau prosedur operasi standard (SOP).

"Begitu ada kejadian, pengamanan baru dijalankan sesuai SOP, ketat dan tegas. Tetapi, setelah beberapa waktu berselang, akan kendor lagi, lalu terjadilah apa yang lebih mengerikan lagi seperti teror bom Jakarta ini," ujarnya.

Hal itu dibaca para teroris dan penjahat sebagai saat yang tepat untuk beraksi lagi, ungkap Adrianus. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009