Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) dan Relawan 4 Pilar MPR RI menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa paket sembako untuk para sopir bajaj.
Bantuan ratusan paket sembako berisi beras, mi instan, minyak goreng, sabun, kornet, kecap, dan teh.
"Para sopir bajaj adalah bagian dari kelompok masyarakat yang mengandalkan pendapatan harian. Mereka biasanya mengantarkan pegawai yang turun dari stasiun KRL menuju kantor atau mengantar ibu-ibu ke pasar," kata Bamsoet dalam keterangannya usai memberikan bantuan kepada para sopir bajaj di Pulogadung Jakarta, Jumat.
Baca juga: Bamsoet berikan bantuan sembako ke seniman di Taman Ismail Marzuki
Sebelumnya, pihaknya juga memberi bantuan kepada guru ngaji, ustazah, seniman, pengemudi ojek online, dan sopir taksi.
Pada saat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam upaya memerangi COVID-19, kata Bamsoet, kegiatan perkantoran maupun jual beli di beberapa pasar terhenti sebagian sehingga membuat pendapatan para sopir bajaj turun drastis.
Menurut dia, dari pengakuan para sopir bajaj, jangankan untuk membawa uang pulang ke rumah, membayar setoran kepada pemilik bajaj saja relatif susah karena sepi pelanggan yang menggunakan jasa mereka.
Ia mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan APBD mencapai Rp87,95 triliun bisa merealokasi anggarannya untuk memperbesar bantuan sosial agar cakupannya bisa menyentuh berbagai kelompok masyarakat.
"Mengingat DKI Jakarta merupakan episentrum penyebaran COVID-19, pencegahan melalui PSBB yang turut membuat pendapatan beberapa kelompok masyarakat menurun harus diantisipasi dengan pemberian bantuan sosial," ujarnya.
Baca juga: Bamsoet salurkan bantuan kesehatan kepada 21 RSUD
Baca juga: Berjuang lawan Corona, Bamsoet: Pemerintah beri beasiswa dokter muda
Politikus Partai Golkar itu menilai Pemprov DKI Jakarta dengan manajemen kerja aparatur sipil negara yang profesional seharusnya tidak perlu lama berkutat dengan data siapa yang berhak menerima bantuan sosial dan siapa yang tidak berhak.
Menurut Bamsoet, terlalu lama menyalurkan bantuan akibat lemahnya birokrasi akan membuat rakyat makin sengsara sehingga jangan sampai rakyat yang tidak terkena COVID-19 malah menderita akibat kelaparan.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020