Jakarta (ANTARA News) - Kepala Desk Antiteror Kementrian Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Irjen Pol Ansyaad Mbai mengatakan, ledakan di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriott, belum dapat dipastikan sebagai aksi terorisme.

"Kita masih harus menunggu hasil penyelidikan polisi, untuk memastikan penyebab ledakan dan motifnya," katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, pihaknya belum juga melihat kaitan antara ledakan yang terjadi Jumat (17/7) pagi ini dengan penangkapan sejumlah orang yang diduga kaki tangan pelaku teror Noordin M Top, di Jawa Tengah pekan lalu.

"Saya belum dapat menganalisa sejauh itu, karena ledakan di Mega Kuningan itu kan belum bisa dipastikan sebagai aksi terorisme," ujar Ansyaad.

Ia menegaskan, pemerintah akan terus melakukan pemberantasan terhadap aksi-aksi terorisme baik dengan jalan soft power maupun hard power. "Kita tidak akan tolerir apa pun bentuknya, yang jelas kita akan terus melawan aksi terorisme," ujar Ansyaad.

Sekitar pukul 07.45 WIB ledakan besar terjadi di dua hotel bintang lima di kompleks Mega Kuningan yakni Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton. Akibatnya, banyak korban luka-luka baik warga negara Indonesia dan warga asing yang kini dilarikan ke Rumah Sakit MMC dan Rumah Sakit Jakarta.

Rencananya, Hotel Ritz Carlton menjadi tempat penginapan para pemain kesebelasan Manchester United dan Hotel JW Marriott tempat menginap para pemain Indonesian All Star.

Kedua kesebelasan akan melakukan pertandingan persahabatan di Gelora Bung Karno pada 20 Juli 2009.

Ledakan ini terjadi 10 hari setelah penyelenggaraan pemilihan presiden. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009