New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak ditutup bervariasi pada Kamis waktu setempat, dengan "rally" terakhir saham di Wall Street mengangkat antusiasme untuk acuan kontrak New York.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus, naik 48 sen menjadi ditutup pada 62,02 dolar AS per barel, memperpanjang kenaikan lebih dari 3,0 persen pada Rabu.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus turun 34 sen menjadi menetap pada 62,75 dolar AS per barel.
Setelah merosot di sebagian besar sesi perdagangan, kontrak New York naik dalam jam-jam terakhir, bersamaan (tandem) dengan kenaikan di Wall Street karena saham-saham keluar dari kisaran ketat dan maju lebih tinggi.
Harga berada di bawah tekanan pada awal perdagangan karena keprihatinan tentang bayangan kepailitan kreditor utama AS, CIT Group (NYSE: CIT - berita), dan karena pedagang mengambil keuntungan dari "rally" kuat Rabu.
Analis Barclays Capital mengatakan, pasar minyak telah stabil sebagai akibat dari harapan baru investor untuk pemulihan dari resesi setelah serangkaian data ekonomi dan laporan pendapatan perusahaan lebih baik daripada perkiraan.
"Sebuah pemulihan dalam `risk appetite` (nafsu/selera terhadap aset-aset berisiko), telah mendukung rebound kuat dalam harga komoditas, namun sentimen pasar masih rentan, terutama dengan ancaman tindakan regulator AS melalui pasar energi," tulis mereka dalam sebuah catatan kliennya.
China, negara konsumen energi terbesar kedua di dunia, mengatakan ekonominya tumbuh 7,9 persen pada kuartal kedua 2009, setelah melaju 6,1 persen di kuartal sebelumnya.
Pertumbuhan yang semakin kuat disokong oleh stimulus pemerintah 580 miliar dolar AS.
"Pertumbuhan China 7,9 persen mengalahkan beberapa estimasi," kata Phil Flynn dari Alaron Trading.
"Dengan lompatan besar mereka dalam cadangan devisanya mereka dapat menjaga pengeluaran uang tetapi jika ekonomi global tidak menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat, menjaga tingkat pertumbuhan akan menjadi lebih sulit," katanya.
Analis mengatakan secara keseluruhan permintaan minyak mentah masih lemah.
"Permintaan minyak masih lemah dan sejumlah besar ketidakpastian masih ada atas waktu dan tingkat pemulihan ekonomi global," ujar analis minyak Nimit Khamar darai broker Sucden di London.
Mike Fitzpatrick dari MF Global menyoroti kondisi ekonomi yang sulit.
"Gigitan data, observasi dan semua berita terbuka menginterpretasikan konsumen dan investor melihat kembali pijakan mereka," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009