Perbedaan mendasar antara hidroponik dengan sistem tanam konvensional adalah tempat tanamnya, di mana hidroponik tidak ditanam di tanah...
Medan (ANTARA) - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan mengembangkan sistem hidroponik modern dalam upaya menciptakan petani milenial yang mampu mengembangkan pertanian meski di lahan yang terbatas.
Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini di Medan, Jumat, mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) telah bersinergi dengan Polbangtan yang ada di Indonesia untuk menciptakan 2,5 juta pengusaha milenial sektor pertanian.
"Karenanya Polbangtan menyiapkan alumninya sebagai sumber daya manusia yang handal dan kompetitif untuk dicetak menjadi petani milenial yang berjiwa pengusaha atau job creator," katanya.
Untuk pembangunan Hidroponik ini sudah dimulai sejak bulan April 2020. Hidroponik dirancang dengan menggunakan media tanam rockwol dan hidroton yang terdiri dari 2000 lubang tanam serta menggunakan Nutrisi AB Mix.
Baca juga: Petani hidroponik"zaman now" beromzet miliaran rupiah
Menurut Yuliana, bercocok tanam tidak harus di perkebunan dengan lahan yang luas. Melalui konsep urban farming dengan lahan sempit pun siapa saja bisa membudidayakan tanaman, yang paling populer dengan hidroponik dengan opsi tanaman yang cukup beragam, mulai dari sayuran sampai buah-buahan.
“Seperti Hidroponik yang kita letakkan di green house Jurusan Pertanian Polbangtan Medan dan akan dikelola oleh koordinator lapangan, PLP, dan staf lapangan jurusan pertanian Polbangtan Medan,” katanya.
Metode hidroponik yang diterapkan yaitu metode Water Culture System (sistem kultur air statis dengan menggenangi tanaman dengan air bercampur larutan nutrisi atau sering disebut rakit apung).
Kemudian metode NFT Sistem (Nutrient Film Technique/ membagikan air nutrisi pada tanaman melalui aliran air yang tipis), dan metode Drip System (sistem tetes dengan meneteskan larutan nutrisi secara terus menerus ke dalam media tanam melalui pipa atau selang).
"Perbedaan mendasar antara hidroponik dengan sistem tanam konvensional adalah tempat tanamnya, di mana hidroponik tidak ditanam di tanah melainkan menggunakan media inert, seperti arang sekam, serbuk kayu, kerikil, pasir, dan lainnya," katanya.
Baca juga: Rachmat Gobel dorong hidroponik, hasilkan sayuran berkualitas
Pewarta: Juraidi dan Kodir
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020