Islamabad (ANTARA News/AFP) - Panglima tinggi AS Laksamana Mike Mullen hari Kamis mengunjungi sebuah kamp yang menampung beberapa dari dua juta orang Pakistan yang mengungsi akibat konflik dan mengadakan pembicaraan dengan pemimpin-pemimpin militer Pakistan, kata Kedutaan Besar AS.
"Laksaman Mike Mullen tiba di Islamabad untuk perundingan terjadwal dengan pejabat-pejabat tinggi Pakitan memgenai topik kepentingan timbal-balik," kata jurubicara kedutaan itu, Lou Fintor.
"Ia juga mengunjungi kamp pengungsi internal Jalozai dimana ia bertemu dengan penghuni kamp itu dan pengurus," kata Fintor kepada AFP.
Seorang jurubicara militer mengatakan, Mullen membahas "permasalahan kepentingan timbal balik" dengan panglima angkatan bersenjata Pakistan Jendral Tariq Majid dan kepala staf angkatan darat Jendral Ashfaq Kayani.
Mullen telah beberapa kali mengunjungi Pakistan, negara yang oleh Presiden AS Barack Obama ditempatkan sebagai pusat perang global melawan Al-Qaeda dan gerilyawan muslim garis keras, ketika ia berusaha mengatasi perang yang semakin mematikan di Afghanistan.
AS mendukung ofensif militer Pakistan terhadap Taliban di Lembah Swat dan daerah-daerah baratlaut sekitarnya, yang diluncurkan pada akhir April setelah serangan-serangan sebelumnya yang menterlantarkan 1,9 juta orang.
Gerilyawan Islamis, yang sangat menentang aliansi Pakistan dengan AS yang memerangi pemberontakan Taliban di Afghanistan, melancarkan serangan setiap hari di wilayah baratlaut.
Bentrokan-bentrokan baru mematikan di Lembah Swat telah menyulut kekhawatiran mengenai memburuknya keamanan ketika pemerintah memulangkan lebih dari 2.300 keluarga yang mengungsi akibat ofensif militer belum lama ini.
Pekan lalu pemerintah menyatakan bahwa militer telah "melenyapkan" militan di kawasan tersebut.
Namun, bentrokan-bentrokan mematikan masih terjadi dan Pakistan menyatakan, Rabu, 13 militan dan satu prajurit tewas di Swat dalam kurun waktu 24 jam.
Rabu adalah hari kedua beturut-turut dimana militer melaporkan pembunuhan di Swat setelah mengumumkan kematian sembilan orang pada Selasa pasca masa tenang.
Daerah suku Pakistan, khususnya Lembah Swat, dilanda konflik antara pasukan pemerintah dan militan Taliban dalam beberapa waktu terakhir ini.
Sekitar 1.700 militan dikabarkan tewas dalam ofensif yang diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April, Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei. Ofensif itu mendapat dukungan dari AS, yang menempatkan Pakistan pada pusat strateginya untuk memerangi Al-Qaeda.
Swat dulu merupakan daerah dengan pemandangan indah yang menjadi tempat tujuan wisata namun kemudian menjadi markas kelompok Taliban.
Perjanjian yang kontroversial antara pemerintah dan ulama garis keras pro-Taliban untuk memberlakukan hukum Islam di sebuah kawasan di Pakistan baratlaut yang berpenduduk tiga juta orang seharusnya mengakhiri pemberontakan Taliban yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani mendesak rakyat Pakistan bersatu melawan kelompok ekstrim, yang menurutnya mengancam kedaulatan negara itu dan yang melanggar perjanjian perdamaian tersebut dengan melancarkan serangan-serangan.
Para pejabat PBB mengatakan, sekitar 2,4 juta orang mengungsi akibat pertempuran itu -- sebuah eksodus yang menurut kelompok-kelompok hak asasi merupakan perpindahan terbesar penduduk di Pakistan sejak negara itu terpisah dari India pada 1947.
Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009