Menurut Yana Zein, Kepala UTDC Kota Gorontalo, Kamis malam, jumlah penderita penyakit tersebut masih cukup tinggi, meskipun ada sedikit penurunan dibanding dua bulan terakhir ini.
Dia mengatakan, para pendonor darah yang datang ke UTDC biasanya tidak menyadari bahwa mereka sedang menderita penyakit yang tergolong berbahaya, seperti penyakit sifilis, bahkan ada yang menderita HIV/AIDS, dan mereka baru mengetahuinya nanti ketika diberitahukan oleh pihak UTDC.
"Angka yang kami temukan tidak jauh beda dengan bulan maret dan juni 2009, hanya berkurang dua kantong saja," ungkap Yana.
Dia menjelaskan bahwa penyakit ini di akibatkan oleh seks bebas yang kian marak, dan biasanya yang menjadi pembawa penyakit ini hingga meluas, adalah para Pekerja Seks Komersil (PSK).
Sementara itu, manajer kualitas UTDC Kota Gorontalo, Linda Olii, mengatakan bahwa setelah pihaknya menemukan sejumlah kantong darah yang terdeteksi mengandung beberapa jenis penyakit maka mereka segera mengundang si pendonor untuk disarankan agar segera berobat.
Ia mengatakan, darah yang terdeteksi mengandung virus penyakit, langsung dimusnahkan, dan identitas si pendonor darah tersebut akan di rahasiakan dari masyarakat umum.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009