Borobudur (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, mengatakan, upaya membangun kemajuan bidang kepariwisataan jangan sampai mengkomersialkan kebudayaan.

"Kemajuan pariwisata jangan mengkomersialkan kebudayaan secara negatif," katanya di Borobudur, Kamis malam, saat mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka Borobudur International Festival (BIF), pada 16-20 Juli, yang dipusatkan di Lapangan Gunadharma, sebelah barat kaki Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Ia menegaskan, karya budaya bangsa tidak boleh rusak karena kepariwisataan.

Tetapi, katanya, pengembangan kepariwisataan harus memberikan hasil yang baik bagi kesenian dan kebudayaan.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, katanya, bertanggungjawab atas upaya menjaga, melestarikan, dan menggaungkan citra Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra itu.

"Saya juga bertanggungjawab mempromosikan, mendatangkan wisatawan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat. Itu yang kita tuju, kita gaungkan terus berbagai kegiatan seperti BIF ini untuk kemajuan Jateng," katanya.

Ia mengatakan, pengembangan kepariwisataan harus bekerja sama dengan kebudayaan.

Pariwisata, katanya, tidak hidup kalau tidak ada kebudayaan.

Pada kesempatan itu Jero Wacik juga mengatakan, pihaknya kini sedang melakukan penelitian tentang pemanfaatan devisa dari pembangunan pariwisata.

"Saya sedang riset tentang bagaimana, berapa devisa wisatawan yang kita pakai atau porsinya kita bagikan kepada kesenian dan kebudayaan," katanya.

Pada tahun 2008, katanya, devisa yang berasal dari wisatawan mencapai sekitar Rp80 triliun.

"Saya sedang hitung berapa yang akan dialirkan kepada seniman, perajian, restoran, toko-toko, terlihat hubungan wisatawan dengan devisa, dengan rakyat, untuk kesejahteraan rakyat dan seniman yang menikmati," katanya. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009