Darwin (ANTARA News) - Hengkangnya Garuda Indonesia dari Darwin, Australia Utara, sejak 22 April lalu disayangkan Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi serta Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Jumhur Hidayat.

Keputusan manajemen Garuda Indonesia di Jakarta menghentikan rute penerbangan Darwin-Denpasar itu dinilai mereka tidak hanya melemahkan upaya penguatan hubungan bilateral Indonesia-Australia Utara tetapi juga menghambat arus kedatangan kalangan pebisnis Northern Territory (NT) ke Indonesia.

"Kita mengimbau agar Garuda tak terlalu lama balik ke Darwin. Bagaimana pun Australia tetap tetangga kita sehingga lebih baik berfikir tentang pasar yang sudah ada daripada berfikir untuk membuka pasar baru seperti Eropa Timur yang belum jelas," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi.

Ditemui ANTARA di sela acara silaturrahmi dan santap malam bersama di Wisma Indonesia Darwin, Kamis malam, Freddy mengatakan, upaya memperkuat dasar hubungan dengan Australia sangat penting. Karenanya Garuda diimbau agar tidak terlalu lama meninggalkan Darwin.

Namun Freddy berharap Garuda diizinkan melayani rute domestik Australia dalam penerbangannya menuju Darwin untuk membantu maskapai penerbangan nasional Indonesia ini menutupi kerugian.

Imbauan yang sama juga disampaikan Jumhur Hidayat. Menurut ketua BNP2TKI yang berada di Darwin dalam misi memperluas pasar baru bagi TKI terampil dan setengah terampil ini, hengkangnya Garuda dikeluhkan banyak pengusaha Australia yang ditemuinya.

"Saya mendapat keluhan kalangan bisnis Australia karena penghentian layanan penerbangan Garuda ke Denpasar dari Darwin. Menurut saya tidak masuk akal setelah sekitar 30 tahun hadir di Darwin, tiba-tiba Garuda ditutup," katanya.

Dulu Garuda hadir di negara bagian Northern Territory ini ketika hubungan ekonominya dengan Indonesia belum sebaik sekarang. Namun ketika hubungan perdagangan dan ekonomi Indonesia-Northern Territory lebih dinamis, Garuda menyerahkan peluang kemajuan ke maskapai penerbangan murah Australia, Jetstar, katanya.

"Garuda harus `outward looking` (berpandangan keluar) sebagai `national flag carrier` (maskapai penerbangan nasional)," kata Jumhur Hidayat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009