Humas dan Publikasi The Japan Foundation, Diana S. Nugroho, di Jakarta, Kamis, mengatakan, pameran ini menampilkan dua tema bagian, pertama adalah, "Masyarakat yang Berubah," yang menitik beratkan perhatian pada manusia sebagai anggota masyarakat.
"Bagian kedua, "Langskap yang Berubah" yang menampakkan kota-kota, daerah pinggiran kota, dan alam," katanya saat ditemui di kantor The Japan Foundation, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan.
Menurut dia, melalui sudut pandang fotografer yang unik dalam melihat masyarakat dan lanskap, para pengunjung diharapkan akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari sejumlah perubahan yang terjadi di Jepang antara periode pertumbuhan ekonomi yang cepat hingga awal abad ke-21.
Selain itu, kata dia, kegiatan ini merupakan bagian dari program-program seni visual, The Japan Foundation berupa pameran keliling karya-karya seni dari koleksi yang dimilikinya.
Bahkan pihaknya juga akan menjadwalkan pameran keliling ini di negara-negara di seluruh dunia. Ada pun, pameran ini menampilkan beragam karya, mulai dari lukisan hingga foto-foto di bidang seni dan desain grafis.
Pameran keliling kali ini menampilkan ikhtisar berbagai foto ekspresi yang muncul di Jepang sejak tahun 1970-an. "Pameran ini meliputi 76 karya foto dari 23 orang fotografer," katanya.
Sementara itu, kurator Rei Masuda dari National of Modern Art, Tokyo, dalam catatannya, mengatakan karya ke-23 fotografer yang dikumpulkan dalam pameran ini tidak dimaksudkan untuk mewakili keseluruhan ekspresi fotografik Jepang sejak 1970.
"Namun lebih dimaksudkan sebagai penelusuran perkembangan sejarah melalui kategori foto figur dan foto pemandangan," katanya.
Maksud dari pengadaan pameran ini, kata dia, adalah menyajikan sintesa yang lahir dari kelompok gambar yang dipilih melalui kategori figur dan pemandangan yang telah ditetapkan sebelumnya secara tentatif, untuk kemudian menyoroti kondisi zaman dan pandangan fotografer.
"Itu semua telah dianalisa dan didiskusikan secara luas dari berbagai sudut pandang," katanya.
Disebutkan bahwa era 70-an itu, pertumbuhan ekonomi di Jepang melaju pesat, gelembung ekonomi (bubble economy) di akhir taun 80-an dan stagnasi ekonomi yang mengikutinya di tahun 90-an, perkembangan budaya, konsumer tingkat tinggi, revolusi informasi, peningkatan pemusatan populasi di kota-kota, dan hilangnya komunitas tradisional, utamanya di pedesaan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009