Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menegaskan, cara berfikir Susilo Bambang Yudhoyono saat memilih Boediono sebagai calon pendampingnya di pilpres akan diterapkan untuk membentuk kabinet pemerintahan mendatang.
Saat menjadi pembicara dalam diskusi "Menghitung Jatah Koalisi" di ruang wartawan DPR Jakarta, Kamis, Anas menjelaskan bahwa pada masa kedua pemerintahannya, SBY menginginkan terbentuknya kabinet yang lebih kuat dan efektif dalam bekerja.
"Karenanya cara berfikir SBY saat memilih cawapresnya akan dilanjutkan untuk membentuk kabinet," ujar Anas.
Lebih lanjut Anas mengatakan bahwa kabinet pemerintahan mendatang akan lebih menonjolkan postur kabinet kerja dan bukan kabinet politik.
Hal tersebut, menurut dia, akan lebih menjamin adanya soliditas internal, loyalitas dan kecakapan atau keterampilan dalam melaksanakan berbagai program kerja pemerintahan.
Namun demikian, ujar Anas, untuk komposisi, jumlah dan siapa-siapa yang akan bergabung dalam kabinet pemerintahan mendatang menjadi otoritas presiden terpilih dengan hak prerogatifnya.
Pada bagian lain Anas mengatakan bahwa periode kedua pemerintahan SBY itu merupakan masa-masa baginya untuk mencatatkan tinta emas dalam sejarah bangsa ini.
Selain itu, harapan masyarakat terhadap pemerintahan SBY kali ini juga lebih besar ketimbang pada saat ia mendapat kesempatan memimpin bangsa ini lewat pilpres 2004 lalu.
"Karena ekspektasi publik jauh lebih besar kepada SBY pada saat ini, maka kabinet mendatang juga harus lebih kuat dan efektif dalam men-`deliver` berbagai program kerja yang menguntungkan rakyat," katanya.
Sementara fungsionaris PKS yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu, Zulkieflimansyah mengatakan bahwa partainya tidak ingin terjebak wacana terkait komposisi dan jatah menjatah kursi kabinet.
Presiden SBY, ujarnya, sudah mengatakan bahwa persoalan pembentukan kabinet baru akan dibicarakannya bersama partai-partai pendukung koalisi setelah KPU secara resmi mengumumkan pemenang pilpres.
"Karenanya berbagai wacana tentang pembentukkan kabinet pada saat ini sifatntya spekulatif dan PKS ingin menghindar dari jebakan-jebakan itu," ujarnya.
Zulkieflimansyah mengatakan pula bahwa PKS merasa cocok berkoalisi dengan SBY karena dia berkomitmen untuk memperkokoh sistem presidensil yang juga akan berjalan baik jika ditopang oleh partner oposisi yang juga kuat di DPR. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009