Jika hal tersebut bisa dilakukan, maka secepatnya bisa diperiksa di Laboratorium BSL II RSDS
Palangka Raya (ANTARA) - Rumah Sakit Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya, Kalimantan Tengah telah dilengkapi fasilitas Laboratorium Biosafety Level (BSL) II yang bisa memeriksa swab pasien terkait COVID-19.
"Laboratorium kami sudah selesai dan sudah bisa digunakan. Pada hari pertama, sudah berhasil memeriksa sekitar 30 sampel," ungkap Kepala Bidang Diklit, Pengembangan dan Humas RSDS dr Riza Syahputra saat dihubungi di Palangka Raya, Kamis.
Baca juga: Kalbar periksa mandiri swab PDP COVID-19 di Laboratorium FK Untan
Ia menjelaskan dalam satu harinya Laboratorium BSL II RSDS mampu memeriksa kurang lebih seratusan sampel, sehingga saat ini RSDS sudah bisa melakukan pemeriksaan swab secara mandiri, tanpa harus mengirimkannya keluar daerah.
Kemudian untuk memeriksa swab dari rumah sakit dari kabupaten lain akan dilakukan secara bertahap dan diupayakan secepatnya. Dalam hal ini juga dipengaruhi kemampuan rumah sakit lain, bisa tidaknya mengambil swab NOF dan menyiapkannya sesuai SOP.
Baca juga: Adeksi: Saatnya Pemerintah Pusat perluas sebaran lab periksa swab
"Jika hal tersebut bisa dilakukan, maka secepatnya bisa diperiksa di Laboratorium BSL II RSDS," kata Riza.
Adapun pada hari kedua mulai beroperasinya laboratorium tersebut, yakni Rabu (6/5), ada sekitar 40 sampel swab NOF yang telah diperiksa.
Baca juga: Warga tak mampu di Surabaya berstatus PDP keluhkan biaya swab
Pihaknya berharap dengan bertambahnya fasilitas tersebut pada saat ini bisa membantu mempercepat penanganan COVID-19 di Kalteng.
Laboratorium BSL II RSDS Palangka Raya tersebut dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi.
Sebelumnya Direktur RSDS Yayu Indriaty menjelaskan pihaknya telah melaksanakan loka karya atau workshop terkait peralatan laboratorium tersebut, barulah kemudian swab yang diambil mulai diujicobakan di laboratorium.
Jika melihat kapasitas alat, dalam satu kali ekstraksi mampu hingga 32 sampel, namun untuk uji hasil pemeriksaan virusnya hingga 96 sampel dalam satu kali masuk alat. Menurutnya akan tercapai, mengingat dalam satu hari jumlah sampel biasanya tidak sebanyak itu.
"Jadi kelengkapan alatnya ada dua, yakni untuk ekstraksi dan RT PCR, sebelum masuk ke PCR terlebih dulu diekstraksi. Tahapan pengujian ini menghabiskan waktu sekitar 5 jam, kemudian dilanjutkan tahap validasi data dan lainnya," kata Yayu.
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020