Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik menjadi Rp10.110-Rp10.120 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.175-Rp10.185 atau naik 65 poin.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Rabu sore mengatakan, pelaku pasar menjelang penutupan pasar cenderung membeli rupiah ketimbang dolar.
Pembelian rupiah itu terpicu oleh isu negatif dari Amerika Serikat yang dilaporkan bahwa tingkat pengangguran di negara Paman Sam akan terus meningkat, katanya.
Faktor tersebut, menurut dia mendorong pelaku pasar melepas dolar dan membeli rupiah, karena data AS tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS makin melambat.
Kenaikan rupiah yang lebih besar itu, lanjut dia, akibat makin membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan akan bisa mencapai enam persen.
Untuk mencapai angka pertumbuhan sebesar itu, pemerintah juga harus mempercepat pembangunan berbagai proyek infrastruktur, ucapnya.
Kostaman Thayib mengatakan, defisit anggaran Amerika Serikat yang mencapai triliunan miliar dolar AS juga merupakan faktor yang mendorong pelaku asing melepas dolar, karena mereka khawatir bahwa nilai investasinya akan menurun.
"Karena itu ke depan rupiah berpeluang untuk menguat lebih jauh," katanya.
Rupiah, menurut dia, pada akhir tahun ini diperkirakan akan dapat mencapai angka Rp9.500 per dolar, meski ada kekhawatiran bahwa krisis global masih terjadi.
Krisis global masih belum usai bahkan kemungkinan makin berat. Karena itu pemerintah (Indonesia, red) harus lebih hati-hati mengamati perkembangan lebih lebih jauh, ucapnya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009