Sidoarjo (ANTARA News) - Puluhan warga dari RT 3 RW 1 Desa Siring Barat, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, mengemasi barangnya dan mengungsi ke kantor kecamatan menyusul amblasnya rumah salah seorang warga setelah semburan baru lumpur membesar.

Gandu, seorang warga setempat mengatakan, tempat penampungan sementara sudah dipersiapkan oleh pemerintahan kecamatan.

"Mereka pun berencana mengungsi ke tempat tersebut dengan dibantu aparat keamanan yang telah disiagakan," katanya Rabu.

Ia dan warga lainnya terpaksa mengungsi karena rumah dan lingkungannya sudah tidak layak huni, sementara untuk mengungsi ke Pasar Porong Baru mereka tidak diperkenankan dengan alasan pedagang sudah siap menempati pasar itu.

Menurutnya, warga berkeinginan tetap tinggal di rumahnya dan belum ada kejelasan soal nasib asetnya pasca-menerima bantuan sosial tawaran pemerintah.

"Rupanya warga sudah mulai mengerti dan bersedia mengungsi atau juga ada yang pindahan ke tempat saudara di desa lain sambil mengurus Bansos dengan mendaftar buka dan dibukakan rekening BRI. Urusan harta benda itu belakangan," katanya.

Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) dan Kantor Kecamatan Porong telah menyiapkan tenda pengungsian bagi warga RT 3 RW I Desa Siring Barat yang daerahnya tidak layak huni.

Namun, tenda berukuran 4 X 12 yang didirikan di halaman kantor kecamatan itu dianggap warga tidak layak untuk digunakan sebagai tempat pengungsian bagi 53 KK di RT 3.

Selain tendanya dianggap terlalu kecil, juga tidak dilengkapi dengan sarana lainnya seperti mandi cuci kakus (MCK).

"Tenda yang rencananya akan digunakan sebagai tempat mengungsi warga RT 3 RW I ini terlalu kecil dan panas. Apalagi tenda ini nantinya akan digunakan seluruh warga yang jumlahnya mencapai ratusan," kata seorang pengungsi, Syaiful Arif.

Hal serupa juga disampaikan Ny Sherly, istri Okky Andrianto yang rumahnya saat ini amblas akibat semburan lumpur yang semakin membesar. Meski dirinya tidak ikut menempati tenda pengungsian, namun dia merasa kasihan terhadap para tetangganya.

"Saya sendiri juga susah karena rumah kena semburan. Tapi lebih susah lagi kalau melihat tetangga nantinya akan mengungsi di tenda yang tidak layak ini," katanya..

Meski dianggap tidak layak, namun Ny Syaiful Arif tidak punya pilihan lain untuk mengungsikan keluarganya. Rencananya dia bersama keluarganya baru akan menempati lokasi pengungsian ini.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009