Singapura (ANTARA News) - Harga minyak lebih tinggi di perdagangan Asia pada hari Rabu tetapi kenaikan tajam kemungkinan akan tertutup oleh kekhawatiran seputar melemahnya permintaan energi Amerika Serikat, kata para analis.

AFP melaporkan, kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Agustus naik 60 sen menjadi 60,12 dolar per barel setelah penutupan Selasa 17 sen lebih rendah pada posisi 59,52 dolar, tingkat terendahnya sejak 18 Mei.

Minyak mentah Brent North Sea juga pengiriman Agustus naik 74 sen menjadi 61,60 dolar per barel.

Jajak pendapat para analis Dow Jones Newswires memperkirakan laporan Departemen Energi AS (DoE) menunjukkan kenaikan 900.000 barel dalam cadangan gasolin pada pekan hingga 10 Juli lalu, mengindikasikan permintaan melemah di ekonomi dan pengguna energi terbesar dunia itu.

"Dunia sedang menghadapi suatu banjir minyak," kata analis komoditi Morgan Stanley dalam sebuah laporannya.

Laporan DoE pekan lalu juga menunjukkan peningkatan dalam cadangan gasolin, pada saat liburan musim semi AS. Juga kemungkinan yang memperberat harga adalah komentar oleh Presiden AS Barack Obama bahwa ia memperkirakan angka pengangguran yang saat ini adalah 9,5 persen, meningkat lagi.

Ketidakpastian seputar ekonomi global, terutama AS, akan membebani harga-harga komoditi dalam beberapa bulan ke depan, kata analis dari Barclays Capital.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009