Kendari (ANTARA News) - Pihak Administrator Pelabuhan (Adpel) Kendari dan Search And Rescue (SAR) mengingatkan nelayan dan pemilik kapal untuk mewaspadai cuaca yang akhir-akhir ini tidak bersahabat.
Kasi Kelayakan Adpel Kendari, Patahuddin Rombo di Kendari, Rabu, mengatakan perairan Sultra yang berhadapan dengan Laut Banda rawan bagi pelayaran.
"Biasanya pada Juli, Agustus dan September tahun berjalan gelombang dan angin kencang menjadi kendala bagi pengguna jasa transportasi laut di wilayah perairan Sultra," kata Patahuddin.
Petugas kepelabuhanan senantiasa mengingatkan nahkoda, pemilik kapal, calon penumpang dan nelayan tetapi ada saja yang mengabaikan, padahal untuk kepentingan dan keselamatan mereka.
Apalagi sebagian besar kapal rakyat pengangkut barang dan penumpang berangkat dan tiba dari pelabuhan tradisional yang ada di wilayah pesisir (terpencil) yang tidak terpantau petugas kepelabuhanan.
Kasi operasional SAR Kendari, Amiruddin mengimbau nahkoda kapal agar mengangkut penumpang dan barang tidak melebihi kapasitas.
Juga diharapkan kapal berlayar lebih dari satu sehingga kalau terjadi apa-apa dalam perlayaran dapat saling membantu.
"Musibah di laut biasanya disebabkan kerusakan mesin, cuaca buruk dan kelebihan muatan. Kita berharap calon penumpang dan nahkoda tidak memaksakan diri," katanya.
Data Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari bahwa tinggi gelombang di perairan Tukang Besi Kabupaten Wakatobi diperkirakan mencapai 2,5 meter.
Kecepatan angin di perairan Tukang Besi yang akan bertiup dari timur ke tenggara diramalkan antara 5-27 kilometer/jam
Ketinggian gelombang di Teluk Tolo Kendari diperkirakan 1,3 meter dengan kecepatan angin yang akan bertiup dari timur ke selatan antara 4-20 kilometer/jam.
Nelayan dan pemilik kapal yang melintasi Laut Banda patut waspada karena ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 3,0 meter dengan kecepatan angin yang akan bertiup dari timur ke barat laut antara 6-28 kilometer/jam.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009