Forum konsultasi itu berlangsung di Yogyakarta pada 13-14 Juli, membahas berbagai bidang kerjasama, yang dilaksanakan sejak pertemuan terakhir di Brussels pada September 2008, dan perkembangan terbaru dalam hubungan kerjasama Indonesia-UE.
Perjanjian kerjasama itu merupakan kesepakatan dwipihak pertama Indonesia dengan Uni Eropa. Perjanjian itu juga merupakan yang pertama di antara negara anggota perhimpunan bangsa Asia tenggara ASEAN.
Kesepakatan itu akan menjamin dialog dan kerjasama lebih erat dan berkesinambungan dalam rangka membangun kemitraan, yang telah terjalin, seperti, hubungan perdagangan, Indonesia-UE, yang saat ini mencapai nilai 20 miliar Ero, serta meningkatkan kerjasama untuk bidang pendidikan, penelitian, lingkungan hidup, energi, pariwisata dan angkutan.
Perjanjian itu juga akan membuka ruang untuk dialog dan kerjasama di bidang pengelolaan perbatasan, penanganan kejahatan tergalang, penyakit menular dan perubahan iklim.
Sebelum PAC disahkan, pertemuan pejabat tinggi akan berlanjut sebagai salah satu dasar dalam perjanjian hubungan Indonesia-UE.
Penandatanganan kerjasama itu direncakan berlangsung tahun ini antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Swedia serta Komisioner UE untuk Hubungan Luar Negeri.
Dalam forum itu disepakati pula rencana pertemuan Menteri Perdagangan Indonesia dengan mitranya dari UE dalam tahun ini untuk membicarakan berbagai masalah penting, terutama dalam bidang perdagangan dan penanaman modal.
Indonesia-UE juga sepakat bekerjasama lebih erat dalam menghadapi pertemuan Kopenhagen mengenai perubahan iklim pada akhir 2009 dan sepakat mengupayakan kerjasama lebih erat di bidang kehutanan dan perkebunan, khususnya kelapa sawit, demikian perutusan Uni Eropa.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009