New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak tergelincir pada Senin waktu setempat, karena pasar tetap fokus pada pandangan suram ekonomi sehingga dapat membatasi permintaan energi.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Agustus, tergelincir 20 sen dari penutupan pasar Jumat menjadi berakhir pada 59,69 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, turun tipis tiga sen menjadi menetap pada 60,69 dolar AS per barel.

"Pasar energi global hilang dalam kabut karena prospek ekonomi tampaknya akan semakin sedikit suram," kata Phil Flynn dari Alaron Research.

Para pedagang mencemaskan tentang melemahnya permintaan energi karena harga minyak diperdagangkan 60 persen di bawah posisi puncak selama ini di atas 147 dolarAS yang dicapai pada 11 Juli 2008.

Permintaan telah lebih genting oleh kenaikan kuat dalam persediaan produk minyak AS.

Flynn menyatakan bahwa investor tetap dalam kegelapan tentang apakah tindakan stimulus pemerintah untuk memerangi resesi sudah bekerja.

"Dimana pekerjaan lebih baik lagi, di mana pertumbuhan akan berasal? Mungkin pendapatan dapat membantu, namun semakin sulit membayangkan itu saat ini," katanya

Kontrak berjangka New York telah dibuka naik, kemudian jatuh sebagai ke posisi terendah 58,32 dolar AS, sebelum terangkat oleh "rally" saham yang kuat di Wall Street.

Jelang pekan yang akan dibanjiri data ekonomi utama, para investor kecewa tentang pemulihan AS setelah mengalami sebuah lonjakan pengangguran pada Juni yang dilaporkan awal bulan ini.

"Pasar menyetel kembali menjadi lebih sesuai dengan fundamental karena harapan untuk pemulihan cepat memudar, dan regulator tetap berbicara tentang transparansi yang lebih besar, yang diterjemahkan pelaku pasar sebagai terbatasnya posisi," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.

Pekan lalu, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC)menyatakan, akan mengusulkan reformasi bertujuan untuk mengurangi spekulasi di pasar energi.

Flynn dari Alaron mengatakan bahwa pasar "sekarang mengkhawatirkan bahwa kita akan melihat penyakit lain dari deflasi" dan akan fokus pada harga grosir AS dan data penjualan ritel yang akan dipublikasikan pada Selasa.

"Ini angka-angka yang harus baik, atau minyak harus melanjutkan tekanan jualnya," katanya.

Sementara itu, kerusuhan baru militan di Nigeria menekan pasokan di produsen minyak terbesar kedelapan dunia tersebut.

Pemberontak Nigeria itu berperang dengan pemerintah di kota utama negara tersebut, menggempur dermaga minyak di Lagos dalam satu serangan yang menewaskan lima pekerja, beberapa jam sebelum pengadilan pada hari Senin membebaskan seorang militan kunci.

Itu adalah pertama kalinya Gerakan untuk Kemerdekaan Delta Niger (MEND) mengklaim sebuah serangan di Lagos sejak mereka memulai "perang minyak" di tahun 2006.

Serangan dilancarkan beberapa jam sebelum pemimpin tertinggi MEND, Henry Okah, dibebaskan oleh pengadilan sebagai bagian dari amnesti tak bersyarat yang diumumkan akhir bulan lalu oleh Presiden Umaru Yar`Adua untuk para militan di Delta Niger.

Tiga tahun NEND berkampanye telah memukul sangat kritis pendapatan minyak dari negara Afrika paling padat penduduknya, yang bergantung pada minyak 90 persen dari pendapatan ekspornya.

Cadangan devisanya telah merosot sekitar 10 miliar dolar AS dalam enam bulan terakhir menjadi 43,19 miliar dolar AS pada awal Juni.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009