Dengan dana darurat, hidup kita tiga bulan ke depan masih aman

Jakarta (ANTARA) - Penasihat keuangan sekaligus konsultan digital independen, Jonathan End mengungkapkan pentingnya memiliki dana darurat pribadi, terutama saat kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini.

Menurut Jonathan, dana darurat khusus digunakan untuk menghadapi berbagai kondisi tak terduga, misalnya kecelakaan atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Fungsinya dana darurat adalah dana bisa diambil ketika terjadi sesuatu. Misalnya saat pandemi seperti ini terkena PHK dan tidak ada masukan bulanan, dana darurat bisa menjadi pemasukan kita," kata Jonathan, dalam acara Ngabuburit virtual bersama Pupuk Indonesia di Jakarta, Rabu.

Jonathan yang juga dikenal di media sosial karena membahas keuangan dan gaya hidup, menjelaskan besarnya dana darurat dihitung dari jumlah pengeluaran bulanan, yang disisihkan dari gaji atau pendapatan. Contohnya, seorang lajang atau hanya memiliki tanggungan pribadi, memiliki jumlah pengeluaran bulanan Rp10 juta, maka jumlah dana darurat yang harus dipersiapkan adalah tiga kali dari jumlah pengeluaran.

Seseorang tersebut harus memiliki jumlah dana darurat minimal Rp30 juta yang harus disiapkan sebagai pemasukan jika terjadi sesuatu yang mengganggu pendapatannya. Dana darurat ini tidak boleh digunakan sama sekali untuk investasi maupun keperluan lainnya yang tidak bersifat urgent.

"Dengan dana darurat, hidup kita tiga bulan ke depan masih aman. Tiga bulan ini terbilang waktu yang cukup untuk kita mempersiapkan atau mencari cara agar kita mendapatkan sumber pendapatan baru," kata Jonathan.

Sementara itu, jika berpasangan jumlah dana darurat yang dipersiapkan adalah enam kali dari jumlah pengeluaran bulanan, atau sebesar Rp60 juta jika asumsi pengeluaran Rp10 juta per bulan.

Selain dana darurat, asuransi sebagai bentuk proteksi diri juga wajib dimiliki seseorang untuk memberikan ganti rugi jika terjadi kecelakaan atau kerugian. Asuransi penting untuk dimiliki meskipun tubuh dalam kondisi sehat.

"Kalau sudah terkena penyakit kritis, akan susah untuk mencari asuransi lagi. Makanya asuransi penting, untuk memberikan ganti rugi kepada tertanggung. Jangan sampai ketika masuk rumah sakit, masih harus memikirkan biaya," kata dia.

Baca juga: Konsultan keuangan berbagi kiat kelola utang
Baca juga: Konsultan finansial ingatkan kerugian dari aksi "panic buying"
Baca juga: Konsultan sebut tiga skenario krisis mungkin terjadi akibat COVID-19

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020