Jakarta (ANTARA News) - International Monetery Fund (IMF) memberikan kesempatan yang signifikan untuk membangun infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang.
Negara berkembang yang diberikan kesempatan itu di antaranya Indonesia, Bangladesh, Kazakastan, Malaysia dan Pakistan,
Chief Executif Satndar Bank Asia Pasific Nichola Hamilton dalam siaran persnya di Jakarta, Senin, mengatakan, untuk pembanguan infrastruktur itu disiapkan dana sekitar 500 juta dolar AS.
Dana itu dipercayakan kepada CIMB Standard sebagai manajemen investasi (MI) untuk pembiayaan Asian Development Bank (ADB) dan Islamic Development Bank (IDB).
IMF sebagai perpanjangan tangan pembiayaan pembangunan infrastruktur multilateral Islam pertama di Asia, akan meluncurkan inevstasi ekuitas yang sesuai dengan aturan Syariah untuk negara-negara berkembang di Asia.
Dia mengatakan, ADB dan IDB memiliki komitmen untuk menyediakan pendanaan pertama sebesar 250 juta dolar AS untuk program IMF.
Program IMF itu dapat memenuhi kebutuhan investor Islam dalam menyediakan produk investasi yang sesuai dengan aturan Syariah.
Pembangunan proyek yang membutuhkan modal untuk membangun infrastruktur yang mendasar atau krusial, IMF memiliki strategi investasi yang unik dan bertujuan untuk meraih imbal yang tinggi untuk investor.
Di saat perekonomian Asia sedang membutuhkan pembangunan infratsruktur patut diperhatikan agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan estimasi permintaan investasi akan melebihi delapan triliun dolar AS untuk kebutuhan sepuluh tahun ke depan.
"Kami sangat percaya akan minat investor terhadap pembiayaan baru ini," katanya.
Chief Executif CIMB Grup Datok Sri Nazir Razak saat peluncuran produk pembiayaan di Kuala Lumpur baru-baru ini mengatakan, sebagian besar dari pembiayaan ekusitas swasta terfokus pada pasar-pasar besar.
Pasar-pasar besar dimaksud adalah China dan India yang akhirnya membetuk suatu kesenjangan, hal itu akan terjawab melalui keahlian para pemain ekonomi regional yang terfokus.
Jajaran manajemen senior CIMB standar memiliki kualifikasi ideal dalam memprakarsai inisiatif baru ini.
Kelompok itu terdiri atas ahli ekuitas swasta dan infrastrutktur dengan catatan kerja yang terbukti di kawasan Asia.
Kemampuan para ahli itu sudah didomestrasikan melalui akomodasi ekuitas swasta yang telah sukses The South East Asian Strategic Assets Fund (SEASAF) pembiayaan bernilai 152 juta dolar AS yang terfokus pada energi dari infrastruktur di wilayah Asia Tenggara, katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009