Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sri Adiningsih mengatakan inflasi pada tahun 2009 bisa di bawah lima persen.
"Saya kira akhir tahun ini, tekanan inflasinya rendah sekali, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," katanya saat dihubungi ANTARA, Minggu.
Menurut Sri, perayaan Hari Raya Idulfitri, Natal dan Tahun Baru 2010 berpotensi mendongkrak harga-harga kebutuhan pokok di pasaran, sehingga diperkirakan inflasi bisa mencapai empat sampai lima persen.
Namun, kata dia, semua itu bisa berubah sebaliknya, jika pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan berupa menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sebelumnya, Plt. Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda S Goeltom, mengatakan inflasi pada tahun ini bisa di bawah lima persen atau di bawah perkiraan dari BI semula yaitu lima hingga tujuh persen.
Miranda mengatakan, ada dua alasan inflasi bisa berada di bawah lima persen. Pertama menurut dia, inflasi hingga saat ini masih rendah. Hal ini didasarkan atas pengumumam inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Juni (mtm) inflasi Juni 0,11 persen dan inflasi tahun kalender Januari-Juni 0,21 persen. Sedangkan inflasi Juni (YoY) sebesar 3,65 persen.
Kedua, menurut dia, ke depan tidak ada penyebab yang memberikan tekanan terhadap inflasi secara berlebihan.
"Tidak ada sumber-sumber(penyebab, red) inflasi cukup besar karena faktor-faktor musiman seperti masuk tahun ajaran baru, lebaran, sudah diperhitungkan," katanya.
Sementara itu, tekanan inflasi yang melemah tersebut, menurut Miranda justru diharapkan akan memicu permintaan domestik dan membuat persepsi para pengusaha untuk melakukan ekspansi usahanya karena harga yang semakin terkendali.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009