Bryant membukukan rataan 28,3 poin, 6,3 rebound dan 5,4 assist per gim dengan tingkat akurasi 45,9 persen tembakan terbuka, 36,1 persen tripoin dan 84 persen lemparan bebas.
Dibantu Pau Gasol yang tiba lewat skema pertukaran berbekal status anggota tim All-Star, Bryant mengantarkan Lakers memuncaki klasemen musim reguler Wilayah Barat dengan catatan 57 kemenangan dan 25 kekalahan.
Setelah Lakers menyingkirkan Denver Nuggets dari putaran pertama playoff Wilayah Barat lewat empat gim langsung, nama Bryant diumumkan sebagai MVP NBA 2008.
Baca juga: Permintaan memorabilia Kobe Bryant meroket
Baca juga: Lebih dari sejuta orang dukung petisi Kobe Bryant jadi logo baru NBA
"Tentu saja, Kobe pantas memenanginya," kata Komisioner NBA David Stern kala itu, demikian dilaporkan oleh kolumnis harian Press Telegram, Doug Krikorian.
"Ia menjalani musim gemilang lagi. Tak mengagetkan, tidak bagi saya," ujarnya lagi.
Kombinasi baru Bryant, Gasol dan Jackson sukses mengantarkan Lakers mencapai partai final perdana setelah ditinggal O'Neal, melewati Nuggets, Utah Jazz dan juara bertahan NBA San Antonio Spurs.
Baca juga: Obituari Kobe Bryant, panutan generasi masa kini
Baca juga: Ini film animasi Kobe Bryant yang sabet Oscar
Sayangnya, di babak final Bryant dan Lakers gagal memenuhi ambisi juara lantaran berbenturan dengan Boston Celtics yang kala itu ditangani Doc Rivers dan punya kekuatan Big 3 berupa Paul Pierce, Kevin Garnett dan Ray Allen. Lakers kalah 2-4 dari Celtics dalam enam gim.
Pun demikian, Lakers rupanya cuma butuh setahun untuk melunasi ambisi kembali jadi juara. Sebab pada 2009 dan 2010 Bryant sukses mengantarkan Lakers menjadi juara dua musim berturut-turut.
Tak salah jika menyebut gelar MVP NBA 2008 adalah titik balik utama menuju puncak karier Bryant di Lakers.
Baca juga: Jejak Kobe Bryant sang ikon basket NBA
Baca juga: Dunia olah raga berbela sungkawa untuk Kobe Bryant
Baca juga: Kobe Bryant meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020