Yogyakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api (KA) Daerah Operasional (Daops) VI Yogyakarta mengoperasionalkan kereta api khusus atau kereta api luar biasa untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang pada masa liburan sekolah saat ini.
"Kereta api luar biasa yang kami operasionalkan ini hanya untuk jurusan Jakarta, sedangkan untuk jurusan ke kota-kota di Jawa Timur tidak ada kereta api khusus, karena peningkatan jumlah penumpang tidak terlalu signifikan," kata Humas PT KA Daops VI Yogyakarta Eko Budiyanto, Sabtu.
Menurut dia, libur sekolah menyumbang cukup signifikan peningkatan jumlah penumpang KA di wilayah Daops VI Yogyakarta. Peningkatan jumlah penumpang terjadi merata, baik untuk KA kelas Ekonomi, KA Bisnis maupun KA Eksekutif.
"Kami sengaja mengoperasionalkan kereta tambahan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang 50 hingga 70 persen dari hari biasa, sehingga pelayanan angkutan penumpang selama masa liburan tetap lancar," katanya.
Ia mengatakan KA tambahan yang dioperasionalkan yakni untuk jarak dekat seperti Solo-Purworejo dilayani KA Prambanan Ekspres (Prameks) dua kali. Begitu pula tujuan Jakarta seperti KA Argo Lawu Ekstra Liburan.
"Memasuki masa liburan sekolah, Juni-Juli diperkirakan terjadi peningkatan jumlah penumpang 50 persen lebih dari kapasitas yang ada," katanya.
Menurut dia, lonjakan jumlah penumpang diperkirakan masih terjadi pada waktu-waktu mendatang seperti saat libur Isra` Mi`raj, bulan puasa dan lebaran, sekitar Agustus, September hingga Oktober mendatang.
Eko mengatakan untuk menghindari terjadinya antrean panjang di loket penjualan tiket, PT KA Daops VI sudah beker jasama dengan sejumlah agen penjualan tiket KA di Yogyakarta.
"Pemesanan tiket dapat dilakukan secara `online` di sejumlah agen tiket KA di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dengan sistem ini lebih memudahkan calon penumpang untuk mendapatkan tempat duduk," katanya.
Ia menambahkan, sampai saat ini KA masih menjadi andalan masyarakat sebagai sarana transportasi, selain lebih murah, juga karena banyak pilihannya.
"Masyarakat masih lebih memilih kereta api karena harganya kompetitif. Apalagi pada 1 Agustus mendatang ketentuan mengenai tuslah dihapuskan untuk kelas eksekutif, sehingga harga tiket lebih murah dari biasanya," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009